Rasulullah Is My Doctor adalah sebuah buku best
seller karya penulis asal Amerika, Jerry D. Gray, yang kini telah
mu’alaf dan menjadi Warga Negara Indonesia. Jerry D.Gray adalah mantan
terknisi angkatan udara Amerika Serikat, setelah menjadi muslim beliau
kini aktif sebagai da’i khusus untuk pembahasan obat dan pengobatan
Islami. Terkait dengan itu maka lahir salah satu buku hasil karyanya
berjudul ‘Rasulullah Is My Doctor‘.
Dalam kesehariannya, beliau terapkan semua anjuran Rasulullah tentang
pola hidup sehat dalam keluarganya. Dan ternyata beliau dan keluarga
bisa merasakan hasilnya, hidup sehat lahir dan bathin, Subhanallah.
Bila kita membaca buku ini akan terbuka tabir yang selama ini
menutupi keagungan ajaran Islam. Misalnya bagaimana Islam menganjurkan
ummatnya untuk rajin berpuasa, rajin berbekam, makan habbatussaudah
(jintan hitam), minum madu, dsb.
Semakin kita mendalami maka semakin terlihatlah bahwa ajaran islam
memang ajaran atau wahyu dari Allah SWT. Nabi Muhammad Saw yang hidup 14
abad lampau dan tidak pernah belajar di fakultas kedokteran modern
ternyata ajarannya tentang ilmu kesehatan sangatlah tinggi nilainya.
Diceritakan, dahulu kala terkenal seorang dokter di kalangan Arab
bernama Syarmadel bin Qubats Al-Ka’bi, yang tinggal di daerah Najran.
Ketika ia tahu Rasulullah memiliki pengetahuan tentang kedokteran, ia
bergegas mendatanginya, kemudian mengujinya dengan mengajukan berbagai
pertanyaan tentang penyakit dan cara pengobatannya. Rasulullah SAW pun
mampu menjawab semua pertanyaan. Namun, saat rasul balik bertanya
tentang satu penyakit, Syarmadel terkejut karena tak bisa menjawabnya.
Lalu, ia berkata, “ Wahai Rasulullah, Demi Bapak dan Ibuku, aku adalah
seorang dukun dan tabib di kalangan kaumku, apa yang harus aku lakukan?
Lalu Rasul menjawab,” bedahlah uratnya, tusuklah jika terpaksa dan
gunakanlah sana (sejenis tumbuhan) dan janganlah engkau mengobati
seseorang sebelum mengetahui jenis penyakitnya.”
Hingga tahun 1996, ilmu kedokteran modern masih menyatakan jumlah
sendi 340. Namun, setelah diteliti lagi ternyata ada susunan sendi yang
menyatu, jika dipisah-pisah lagi, jumlahnya menjadi 360, sesuai dengan
hadist nabi.
Dari kisah inilah, tak bisa disangkal bahwa nabi Muhammad saw adalah
seorang dokter. Meski tak ada satu kisah pun yang menceritakan dari mana
nabi belajar medis. Tentu saja, sebagai utusan Allah, nabi memiliki
ilmu mukasyafah, yang bersifat batiniah. Hanya Allahlah yang mengajarkan
ilmu ini. “Dan (juga karena) Allah telah menurunkan kitab dan
hikmah kepadamu dan telah mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu
ketahui. Karunia Allah sangat besar atasmu.” (QS. An-Nisa: 113)
Cara hidup nabi yang sehat sudah banyak diulas. Seperti diungkapkan oleh Anas ra,
“Rasulullah saw berkulit cerah, seakan-akan keringatnya adalah mutiara,
jalannya tegap, tidak pernah menyentuh sutera, dan tidak ada yang lebih
lembut dari telapak tangan nabi saw. Aku tidak pernah mencium minyak
wangi misik dan ambar yang lebih wangi dari aroma beliau” (Musnad Ahmad).
Dalam berbagai hadist, nabi mengulas soal kebersihan sangat detail,
baik kebersihan fisik, maupun lingkungan. Ia mengajarkan kepada umatnya,
mulai memotong kuku, membersihkan ruas jari, mencabut bulu ketiak,
bersiwaq hingga bagaimana cara beliau makan. Bahkan, untuk soal makan
saja, nabi merincinya, karena nabi berkata pada istrinya, “wahai Aisyah
menahan diri adalah obat, perut adalah sarang penyakit, dan biasakan
setiap anggota badan sesuai kemampuannya.” Beberapa anjuran dalam soal
makan dan supaya terhindar dari penyakit, misalnya melarang meniup
makanan atau bernapas dalam gelas, tidak pernah tidur dengan tangan
masih ada bekas makanan dan gigi ada bekas makanan, tidak makan kecuali
setelah lapar dan berhenti makan sebelum kenyang, mengkonsumsi
buah-buahan dan biji-bijian serta madu, berpuasa dan berolahraga.
Fakta-fakta di atas menunjukkan betapa Rasululloh ternyata juga
mengerti dan paham soal kesehatan. Islam sebagai sebuah pedoman hidup
yang paripurna ternyata tidak hanya mengatur persoalan nilai-nilai saja,
namun ternyata juga memberikan panduan yang rinci bagi umatnya dalam
menyelesaikan problem kesehatannya.
Di zaman Rasulullah ada Syarmadel bin Qubats Al-Ka’bi. Kini ada Jerry
D.Gray, dalam bukunya itu disebutkan mengonsumsi madu, habbatassauda
(jintan hitam), dan bawang putih adalah cara Rasulullah saw menyehatkan
diri. Ada pula ruqyah dan hijama (bekam) yang masuk dalam pengobatan ala
Nabi Muhammad SAW. Pengobatan-pengobatan ini memberikan efek luar biasa
pada manusia. Jerry D.Gray mengkombinasikan pengobatan Nabi dengan
resep-resep yang ia dapat dari pengalaman dan telusurannya.
Dari berbagai hadits diketahui bahwa Rasulullah biasa berbekam. Dan
Rasulullah boleh dikata tidak pernah sakit kecuali ketika sakarotul
maut, diriwayatkan beliau semasa hidup hanya mengalami tiga kali sakit
dan tidak pernah sakit perut. Dari Ibnu Abbas ra bahwa Nabi SAW pernah
berbekam dalam keadaan ihram dan pernah berbekam sewaktu berpuasa (
Riwayat Bukhari). Hadis riwayat Ibnu Buhainah ra.: Bahwa Nabi saw.
pernah membekam tengah kepalanya ketika beliau berada di jalan menuju
kota Mekah ketika beliau dalam keadaan ihram. (Shahih Muslim No.2088).
Hadis riwayat Anas bin Malik ra.: Nabi bersabda: Sebaik-baik obat yang kamu gunakan adalah berbekam, atau: Berbekam adalah obat yang paling baik bagimu (Shahih Muslim No.2952).
Hadis riwayat Jabir bin Abdullah ra.: Dari Ashim bin Umar bin
Qatadah bahwa Jabir bin Abdullah menjenguk Muqanna`, kemudian berkata:
Aku tidak akan pulang sebelum engkau mau berbekam sebab saya pernah
mendengar Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya di dalam berbekam itu
terdapat pengobatan (Shahih Muslim No.4085).
Selain bekam, Nabi juga biasa meminum madu untuk menjaga stamina dan
kesehatan. Madu kalorinya sangat tinggi sehingga menjadikan tubuh kita
kuat dan berenergi. Selain itu madu juga bisa untuk menyembuhkan luka
baik di luar tubuh mau pun di dalam. Kakak ipar saya pernah ambeien
hingga mengeluarkan darah dari anusnya. Akhirnya dia minum madu 3 kali
sehari dan alhamdulillah sembuh.
Dalam pengobatan herbal, sering kita dengar tentang ‘Propolis’, apa
itu propolis? ternyata propolis itu adalah air liur yang terdapat pada
lebah. Propolis dikumpulkan oleh lebah dari bahan-bahan bunga, daun muda
dan kulit tumbuhan. Lalu dicampur dengan air liur dan lilin lebah.
Berfungsi untuk menambal lubang dalam sarang lebah dan sebagai pelindung
populasi lebah dari serangan luar dan menjaga sarang lebah agar tetap
steril dari serangan Virus Bakteri dan Jamur. Maha Besar Allah dengan
segala ciptaannya.
Fungsi utama propolis bagi tubuh manusia sebagai :
a. Detoksifikasi (cleansing), membersihkan dan membuang penyebab timbulnya penyakit
b. Antibiotik alami yang tidak memiliki efek samping.
c. Meningkatkan imunitas atau kekebalan tubuh.
d. Antioksidan mencegah tumor dan kanker.
e. Sumber nutrisi yang lengkap.
Firman Allah Swt tentang lebah yang terdapat dalam Kitab Suci Al-Qur’an, QS. An Nahl ayat 69.
“..Dari perut lebah itu ke luar minuman madu yang bermacam-macam
warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda
(kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.”
Dari Ensiklopedi MS Encarta: ‘Madu lebah merupakan makanan diet
penting bagi banyak binatang seperti beruang dan badger dan banyak
digunakan oleh manusia’. Sebagai contoh beruang tahan hibernasi (tidur
tanpa makan) berbulan-bulan dengan memakan madu sebelumnya tanpa
kehilangan tenaga.
Berobat dengan cara meminum madu
Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri ra., ia berkata: “Ada seorang lelaki
datang kepada Nabi saw. lalu berkata: Saudaraku merasa mual-mual
perutnya. Rasulullah saw. bersabda: Minumkanlah madu! Setelah orang itu
memberi minum madu kepada saudaranya, dia datang lagi kepada Nabi saw.
dan melapor: Aku telah meminumkannya madu tetapi dia malah bertambah
mulas. Kejadian itu berulang sampai tiga kali. Pada kali yang keempat
Rasulullah saw. tetap bersabda: Minumkanlah madu! Orang itupun masih
saja melapor: Aku benar-benar telah meminumkannya madu tetapi dia malah
bertambah mulas, maka Rasulullah saw. bersabda: Maha benar Allah (dalam
firman-Nya, surat An-Nahl ayat 69) dan ada yang tidak beres dengan perut
saudaramu itu (madunya tidak diminum). Akhirnya Rasulullah saw. sendiri
yang meminumkannya madu dan saudara orang itupun sembuh” (Shahih Muslim
No.4107).
Berobat dengan jintan hitam / Habbatus Saudah:
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.: “Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya pada jintan hitam itu terdapat obat untuk segala macam penyakit kecuali kematian” (Shahih Muslim No.4104).
Ketika sakit orang biasanya diberi makan bubur karena pencernaannya kurang baik:
Hadis riwayat Aisyah ra., istri Nabi saw.: “Bahwa apabila salah
seorang anggota keluarganya meninggal dunia maka berkumpullah para
wanita kemudian mereka berpisah lagi kecuali keluarga dan kerabat
dekatnya lalu ia menyuruh diambilkan seperiuk sup terigu kemudian
dimasak untuk dijadikan bubur talbinah tersebut lalu dituangkan ke atas
periuk tadi, ia pun berkata: Makanlah bubur ini! Sesungguhnya, aku
pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Bubur Talbinah itu dapat
menyegarkan hati orang yang sakit dan dapat mengurangi sebagian rasa
sedih” (Shahih Muslim No.4106).
Ketika ada penyakit menular/wabah harus diisolasi hingga tidak terjadi penularan:
Hadis riwayat Usamah bin Zaid ra., ia berkata: “Rasulullah saw.
bersabda: Sampar (wabah penyakit menular) itu siksa yang dikirimkan
kepada Bani Israel atau orang-orang yang hidup sebelum kalian. Apabila
kalian mendengar adanya sampar itu di suatu daerah, maka janganlah
kalian datang ke sana. Dan kalau sampar itu berjangkit di suatu daerah,
sedangkan kalian berada di sana, maka janganlah kalian keluar untuk
melarikan diri darinya” (Shahih Muslim No.4108).
Apabila terjadi dalam satu negeri suatu wabah penyakit dan kamu
di situ janganlah kamu ke luar meninggalkan negeri itu. Jika terjadi
sedang kamu di luar negeri itu janganlah kamu memasukinya. (HR. Bukhari).
Yang harus kita yakini adalah setiap penyakit pasti ada obatnya: “Allah
menurunkan penyakit dan menurunkan pula obatnya, diketahui oleh yang
mengetahui dan tidak akan diketahui oleh orang yang tidak mengerti” (HR. Bukhari dan Muslim). Obatnya itu pasti sesuatu yang halal. Bukan yang haram.
Allah tidak menjadikan obat dengan apa yang diharamkan bagi kamu. (HR. Al-Baihaqi)
Kesehatan adalah hal yang penting setelah Iman. Oleh karena itu hendaknya kita jaga.
Mohonlah kepada Allah kesehatan (keselamatan). Sesungguhnya
karunia yang lebih baik sesudah keimanan adalah kesehatan (keselamatan). (HR. Ibnu Majah)
Semoga tulisan ini bermanfaat…. Salam….
0 komentar :
Posting Komentar