Selasa, 23 April 2013

LOKET TIKET

Kemarin ketika hendak pergi ke Rantau Prapat saya memilih untuk menaiki kereta api yang bagi kantong "minimal" merupakan alat transportasi paling efisien jika kita pergi ke Rantau Prapat. Ada dua macam tiket yang bisa dipilih untuk menuju ke sana, kelas Bisnis dan kelas eksekutif dan tidak ada pilihan lain.

Selama perjalanan, satu hal yang selalu saya pikirkan adalah ternyata dunia ini diciptakan dengan fungsi sebagai loket. Kita tahu, di loket tiket tersedia tiket dengan berbagai macam jenis, yang kelas bisnis dan kelas eksekutif sampai kelas "kambing" pun ada. Mana yang kita pilih? Terserah kita mau pilih dan beli yang mana karena masing-masing tiket sudah jelas posisi dan keadaannya. Inilah kata kunci dari fungsi loket tiket. Tempat kita memilih dan membeli.

So, di loket tiketlah sesungguhnya nasib kita ditentukan. Sebanyak apapun uang yang kita bawa, jika sudah memilih dan membeli tiket lalu kita masuk ke kereta api, maka kita akan menduduki tempat sesuai dengan pilihan tiket yang kita beli, sehingga dengan uang kita yang banyak kita bisa menukar tiket seenak kita. Suka atau tidak, kita harus rela menerima konsekuensi dari sikap kita ketika masih di loket tiket. Di dalam kereta api sudah tidak ada lagi acara pilih memilih dan beli membeli tiket, karena memang bukan tempatnya. Cuma satu kata kunci dari fungsi kereta api yaitu tempat kita merasakan akibat dari tiket yang kita pilih dan beli.

Inilah sesungguhnya jawaban dari apapun fenomena yang terjadi di dunia. Apapun yang terjadi di sini, baik atau buruk atau campuran antara baik dan buruk, semuanya "boleh" dan "sah" terjadi selama di dunia. Di dunia, masih bisa terjadi istilah ganti pilihan tiket. Yang beli tiket kebaikan bisa menukar dengan tiket keburukan, begitu juga sebaliknya.

Kalau sudah sampai akhirat, tidak ada lagi pilihan-pilihan. Masing-masing kita akan menempati posisi sesuai dengan "tiket" yang kita beli dan pilih. Surga atau neraka! Tidak ada lagi pilihan, karena akhirat bukan loket seperti di dunia...

Wallahu a'lam

Februari 2009

1 komentar :