Zulfahmi Abdillah

Urang Minang yang Lahir di Tanah Batak

I Won't Give Up

Indak ado kato manyarah sabalun mancubo. Darah Minang itu Padeh!

With Azzam

Bersama Melewati Hari Penuh Makna

Belajar Bersama Alam

Belajarlah.. Pada masanya Alam akan mewisuda dirimu...

Menjaring Matahari

Ringan Bukan Berarti Mudah. Berat Bukan Berarti Sulit.

Minggu, 09 Februari 2014

ROKOK MEMBUNUHMU : Kok Masih di Jual?

Peringatan tentang rokok kini sudah tidak seperti biasa, aku sendiri baru nyadar perubahan itu pertama kali ketika lihat tayangan iklan rokok di tv. Dimana kala itu aku merasa ada yang aneh, sempat aku lihat juga iklan rokok ada yang menampilkan harga rokok per pcs-nya.
Keanehan itu terjawab di-ending iklan dimana ada pesan Peringatan: Merokok Membunuhmu. Kala itu aku berusaha ambil gambar peringatannya tapi selalu jelek hasil gambarnya karena mungkin efek gelombang apa itu. Contohnya adalah seperti gambar diatas. Kalau di iklan tv pesan peringatan masing-masing produk kayaknya tidak semua sama posisinya karena ada yang nyempil dibawah, ada yang posisi ditengah.
Saat melihat iklan di tv itu aku masih belum jelas selain tulisan peringatan itu ada gambar apa gitu, soalnya kelihatan sangat kecil. Nah, ternyata gak hanya ditv aja yang pesan peringatannya menjadi sedemikian rupa, dibaliho iklan rokok pinggir jalan juga tidak seperti biasa alias berubah juga menjadi
PERINGATAN:
ROKOK MEMBUNUHMU
Dilengkapi dengan gambar pendukung berupa, orang merokok dan 2 tengkorak didekatnya, terus ada juga tanda 18+ didekat tulisan peringatan itu. Kalau lihatnya di tv sumpah gak jelas, gak bakal ngeh terkait ilustrasi gambarnya, tulisan peringatannya itu sendiri kalo gak melek banget juga gak bakal terbaca. Tapi setelah lihat dibaliho pinggir jalan aku baru ngeh ada tanda 18+ dan gambar orang merokok beserta 2 tengkorak. Gambarnya kurang lebih seperti ini (kalau iklan ditv “Peringatan: Merokok Membunuhmu” tapi contoh baliho ini “Peringatan: Rokok Membunuhmu”):

Kalau menurutku, ini menurutku loh ya! Selaku bukan pakar periklanan, merasa bahwa “Peringatan: Rokok Membunuhmu” itu membingungkan, cinderung terasa garing, gak serem gitu.
  • Membingungkan
  1. Setauku, iklan rokok itu dilarang menunjukan orang yang sedang merokok gitu, lah itu ilustrasinya jelas-jelas nunjukin orang lagi merokok.
  2. Peringatanan tapi bisa terasa seperti menganjurkan, yakni lingkaran yang didalamnya ada angka 18+ itu seolah menganjurkan merokoklah ketika sudah 18+ (18 tahun keatas), atau bisa berarti boleh merokok setelah 18+. Atau bahkan berarti peringatan itu hanya berlaku untuk 18 tahun keatas, yang padahal sekarang dibawah 18 pun sudah banyak yang merokok. Ah entalah….
  • Cinderung terasa garing
Peringatan: rokok membunuhmu, ini gak terasa sedang mengingatkan sih, kalo aku selaku bukan perokok merasa lebih diingatkan dengan pesan lama:

Jadi ya peringatan yang baru cinderung tarasa garing gitu, memang singkat sih pesannya tapi gak jelas, gak mak jleb gitu, sama-sama membunuh, lebih mak jleb kata d’masiv “cinta ini membunuhku” *eaaaaa
  • Gak Serem
Aku sih paham maksud gambar tengkorak itu adalah untuk membuat efek serem, tapi dimana rasa seremnya? Perokok mana takut? Se esek-eseknya film hantu Indonesia kayaknya lebih serem hantu-hantu film ketimbang gambar tengkorak itu.
Tulisan ini hanya menurutku belaka loh ya, Peringatan: Merokok Membunuhmu! Gimana menurutmu? Kalau soal berpengaruhkah perubahan peringatan itu bagi masyarakat ya entalah, tapi sepertinya gak akan begitu berpengaruh. Dan lagi kalau perokok sejati pasti ada aja alasanya, misal: merokok gak merokok nanti juga bakal mati atau apalah gitu. Jika sekedar peringatan semacam itu mungkin cinderung terabaikan.
Merokok atau tidak merokok kembali kepribadi masing-masing, tapi tetep lebih baik tidak merokok sih, kalaupun merokok setidaknya merokok itu pada tempatnya, kayak buang sampah dong? Ya memang begitu harusnya, ada etikanya gitu.
Tapi kalau ku pikir-pikir lagi. Kalau memang Rokok Itu membunuh, KENAPA MASIH DI JUAL???

FAHMI DAN THE BLUES "CHELSEA"


Ada apa antar Fahmi dan Chelsea? Sebuah pertanyaan yang sering diajukan kepadaku. Mengapa begitu senang terhadap klub ini?

Baiklah, semua orang terutama laki-laki di dunia ini pasti begitu menyukai bahkan hobby untuk memainkan olahraga ini. Termasuk aku, yang sejak kecil sering untuk bermain bola. Bahkan dulu, jam pelajaran sekolah kalau guru tidak masuk maka aku dan teman-teman menyempatkan untuk bermain bola.

Nah, kenapa begitu memfavoritkan Chelsea? Klub berjuluk The Blues ini sudah aku sukai sejak eranya Ruud Gullit ketika menjadi pelatih. Dimana salah satu pemain bintangnya adalah Gianfranco Zola. Artinya, aku menyukai klub ini sebelum eranya Abramovic yang kini sebagai pemiliknya. Sekitar tahun 1990-an. Saat itu aku masih SD. Kenapa bisa suka? padahal waktu itu siaran langsung sepakbola masih di kuasai Liga Italia bukan liga Inggris. Maka aku mencari informasinya lewat koran dan majalah.
Ketertarikan kepada Chelsea hanyalah soal warna. Aku begitu menyukai warna biru. Warna yang syahdu kurasa. Bahkan sangat menyenangi Chelsea ketika level permainannya meningkat setelah dibeli orang kaya Rusia, Roman Abramovic. Maka semakin sukalah aku dengan Chelsea. Selesai eranya Zola, masuk Frank Lampard yang juga sempat bermain bersama Zola.

Bukan dipungkiri, era Chelsea sudah saya ikuti sejak lama. Pahit getir, suka duka pun saya ikuti. Ya karena soal warna kita sama. Itu saja!
#KeepTheBlueFlagFlyingHigh
#CFC

Sabtu, 01 Februari 2014

Pesona Tapak Tuan, Aceh Selatan

Tapaktuan adalah ibu kota dari Kabupaten Aceh Selatan, Provinsi Aceh. Kota ini memiliki luas 92,68 km² dengan jumlah penduduk sekira 22,343 jiwa. Saat Tsunami 2004, kota ini terlindungi Pulau Simeulue sehingga terjangan ombak yang dahsyat terpecah dan berkurang intensitasnya ketika sampai di pesisir pantai. Kota Tapaktuan menyimpan cerita menarik tentang legenda naga dan wisata bahari yang alami belum banyak diketahui dan dikunjungi.
Topografi kota ini di ketinggian 500 m dpl membawanya pada iklim tropis basah dengan keindahan alam, gugusan pantai berkarang, dan teluk yang memesona. Wisata bahari dapat dilakukan di sini, seperti di Pantai Teluk Tapaktuan dan Pantau Labuhan Haji. Ada pula tujuan wisata menarik lainnya, yaitu, Wisata Air Dingin, Panorama Hatta, Pulau Dua, Genting Buaya, Ia Sejuk Panjupian, Air Terjun Twi Lhok, Batu Berlayar, atau Gua Kalam.

Tapaktuan merupakan kota di pesisir selatan pantai Aceh yang posisinya strategis dengan pelabuhan alam dan menjadi basis ekonomi kelautan di Provinsi Aceh.  Wilayahnya berbatasan langsung dengan Kabupaten Aceh Tenggara di utara, di selatan dengan Samudera Indonesia, di barat dengan Kabupaten Aceh Barat Daya, dan di timur dengan Kabupaten Singkil dan Kota Subulussalam.
Tapaktuan dikenal dengan sebutan Kota Naga dimana berasal dari sebuah Legenda Putri Naga dan Tuan Tapa yang sudah menjadi sejarah lisan masyarakatnya secara turun temurun. Orang menyebutkan Aceh Selatan sebagai Kota Naga. Bahkan, saat Anda memasuki kota ini, sekira seratus meter dari arah timur kantor Bupati Aceh Selatan maka akan melihat gambar naga tepat di dinding pinggir jalan.
Legenda Naga mengisahkan tentang sepasang naga jantan dan betina yang mendiami teluk (Tapaktuan). Keduanya diusir dari negeri Tiongkok karena tidak memiliki anak. Suatu ketika kedua naga ini mendapati sesosok bayi perempuan terapung di lautan kemudian dipelihara dengan penuh kasih sayang. Beranjak dewasalah bayi tersebut menjadi gadis cantik yang disayangi pasangan naga tersebut.

Suatu ketika munculah sebuah kapal dari Kerajaan Asralanoka di India Selatan dimana 17 tahun yang lalu rajanya kehilangan bayi yang hanyut ke laut. Sang raja mengenali gadis itu sebagai bayinya yang hilang dahulu dan hendak meminta kepada sepasang naga tersebut untuk mengembalikannya. Akan tetapi, sepasang naga itu menolak sehingga menimbulkan perkelahian di lautan dan mengusik seorang petapa yang bertubuh besar dan berdiam di Gua Kalam, yaitu dikenal sebagai Tuan Tapa.
Tuan Tapa yang terusik saat sedang bertapa segera melerai perkelahian sepasang naga dengan raja dari Kerajaan Asralanoka. Tuan Tapa meminta sepasang naga untuk mengembalikan sang gadis kepada orang tuanya. Akan tetapi, kedua naga tersebut menolak dan malah menantang Tuan Tapa untuk bertarung. Terjadilah perkelahian di laut dimana kedua naga kalah oleh Tuan Tapa dan gadis pun dikembalikan kepada orang tuanya. Gadis tersebut kemudian mendapat julukan sebagai ‘Putri Naga’ dan kembali bersama orang tuanya tetapi mereka tidak kembali ke Kerajaan Asralanoka melainkan memilih menetap di pesisirnya. Keberadaan mereka diyakini sebagai cikal bakal masyarakat Tapaktuan.
Naga jantan mati terbunuh akibat pukulan tongkat Tuan Tapa. Tubuhnya hancur berserakan dan darah berceceran menyebar memerahkan tanah, bebatuan, bukit, dan juga air laut. Hati dan tubuh naga hancur berkeping-keping menjadi bebatuan hitam berbentuk hati yang saat ini dapat dilihat membekas di sisi pantai (baca: dikenal sebagai Batu Itam). Darah naga yang membeku menjadi batu (baca: dikenal sebagai Batu Merah). Begitu pula sisa pijakan kaki Tuan Tapa nampak terlihat, tongkat dan sorbannya juga turut membatu hitam beberapa ratus meter dari kedua tapak kaki sang petapa di pinggir pantai.


Tulisan Ini Bagus.. Travelinglah by Tabik

Teman, Travelinglah Sekarang Selagi Sempat

Untuk teman-teman yang selalu ragu untuk traveling.
Kunasehati kau teman, jika kau muslim maka akan kubuka dengan pertanyaan, berapa lama Nabi Adam melakukan perjalanan untuk bertemu Siti Hawa setelah mereka turun ke bumi? Maka kau harus tahu, salah satu fitrah pertama manusia sejak mereka ada di muka bumi adalah melakukan perjalanan.
Maka kenapa kau ragu untuk melakukan perjalanan? Uang, waktu, resiko? Itu sesuatu yang harus kamu hadapi, jangan hidup dalam tempurung, toh kata orang hidup perjalanan bukan? Dari kamu lahir sampai kamu mati. Iya bukan?
Junjungan kita, Rasulullah SAW pun melakukan hijrah. Dia meminta ummatnya hijrah, lalu ummatnya pun berhijrah, ke Habasyi, ke Madinah. Rasulullah SAW menegakkan keislaman dengan berhijrah. Bukankah hijrah juga termasuk perjalanan? Dalam kitab suci pun ada beberapa kalam yang meminta manusia agar melakukan perjalanan supaya mereka lantas bisa berpikir. Aku kutipkan satu diantaranya :
Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada. QS 22 : 46
Duhai temanku, aku tak hendak mengajarkan makna ayat tersebut padamu. Soal tafsir ayat kitab suci bukan kompetensiku. Tapi aku jelaskan padamu begini aku memaknai ayat suci tad. Ayat ini mengajak kita, manusia untuk berpikir setelah melakukan perjalanan, melihat banyak hal, melihat dengan hati, membuka telinga lebar-lebar untuk mendengar, menyerap banyak hal. Bagiku, ayat ini juga meminta manusia agar tidak sampai hatinya buta. Agar manusia banyak belajar tentang banyak hal, tentang apa yang ia temui di perjalanan, semata-mata untuk menemukan makna dari ayat-ayat Tuhan.
Entahlah teman, ada banyak tipe perjalanan dan bisa jadi setiap manusia memiliki pemaknaan yang berbeda. Yang membedakan adalah apa yang kamu dapat di tiap perjalanan. Ibnu Battutah sekian puluh tahun melakukan perjalanan, apa yang didapatkan? sekumpulan karya pengetahuan yang amat penting untuk generasi penerus. Battutah-lah yang kemudian dikenal sebagai penjelajah muslim paling agung.
Lain dengan Wallace, dia berkeliling kepulauan Nusantara, masuk – keluar hutan, bolak-balik diserang Malaria. Pada akhirnya dia memetakan kultur budaya, geografi, sampai flora dan fauna di kepulauan Nusantara. Kerja tekunnya menghasilkan buku Malay Archipelago dan pemetaan flora – fauna di Kepulauan Nusantara mengantarkannya pada garis khayal pembeda tipe Asia dan Australia, yang lalu disebut dengan namanya  garis Wallace.
Jika ilmu pengetahuan yang sekarang, sebagian diwariskan oleh orang-orang yang melakukan perjalanan. Tidakkah kamu berpikir bahwa perjalanan adalah cara untuk mendapatkan ilmu?
Perjalanan tidak akan pernah merugikan. Uang? Bisa dicari lagi karena rezeki sudah pasti. Tapi waktu dan kesempatan tidak datang dua kali. Jangan sampai kau menyesal tak pernah melakukan perjalanan. Jangan termasuk dalam orang-orang yang merugi karena hidup bak katak dalam tempurung, hidup dalam kemasygulan atas kekhawatiran yang kamu ciptakan sendiri.
Teman, lepas egomu sebentar, tinggalkan kenyamanan dalam hidupmu dalam beberapa hari dan berjalanlah keluar. Jadilah pejalan, menderitalah dalam perjalanan, bergaullah dengan siapapun yang kamu temui di jalan, berkorbanlah sedikit uang dan rogoh sedikit dompetmu. Kujamin tidak akan ada penyesalan, semua pengorbanan yang kau lakukan akan dibalas dengan kekayaan jiwa yang tak akan ternilai dengan uang berapapun yang kamu miliki.
Jangan iri dengan mereka yang sering melakukan perjalanan, sering traveling ke berbagai penjuru. Sebagai temanmu, kuberi nasehat, semakin kau iri, mereka akan semakin jauh berkelana. Kemaslah kopermu atau panggullah tas punggungmu. Keluarlah dari zona nyamanmu, karena dunia yang sesungguhnya terletak selangkah di luar zona nyamanmu.
Perjalanan tidak akan pernah merugikan, perjalanan akan mengajarkanmu bagaimana kehidupan yang sesungguhnya, perjalanan akan membukakan matamu tentang apa yang terjadi di luar sana, perjalanan akan membuat hatimu peka terhadap hal-hal baru dan perjalanan pula yang akan membuat nalarmu berkembang, membuatmu menjadi seseorang yang berwawasan luas.
Lambat laun kamu akan mengerti teman, bagaimana perjalanan mengajarkanmu banyak hal. Bagaimana perlahan kamu akan merasakan bagaimana sikapmu akan berubah saat memandang sesuatu. Perlahan kamu akan mulai tidak memandang sesuatu sebagai stereotipe, lama-lama kamu akan mengerti bagaimana melihat sesuatu dari 2 sisi. Pelan tapi pasti,  kamu akan paham kenapa banyak pejalan yang kemudian mengeluarkan pendapat yang beragam. Dari situ kamu belajar bagaimana menghargai orang, menghargai perjalanan.
Traveling tidak harus mahal, bahkan dengan 10 persen gajimu pun kamu sanggup. Belenggu pikiranmu sendiri yang membuatmu tak sanggup. Jangan pernah bicara soal uang jika kamu ingin traveling, tapi bicaralah soal bagaimana pengalaman yang kamu dapatkan setelah traveling. Jangan bicara kamu tidak punya waktu, tapi bicaralah bagaimana kamu akan menikmati waktu travelingmu. Percayalah, sesal di belakang tak ada guna, sesal tak traveling adalah sesal yang tak terkira, karena sesungguhnya, kamu masih muda, punya waktu dan ada uang.
Kamu boleh bilang banyak baca buku, buku jendela duniamu. Tapi sampai kapan kamu akan melihat dunia dari balik jendela? Tidakkah kau berkaca teman, bahwa dunia sesungguhnya ada di luar jendela? Maka keluarlah dan lihat dunia baik-baik. Apakah sesuai dengan buku yang kau baca? Atau berbeda? Dari situ kau akan tahu teman, bahwasanya dunia yang sesungguhnya mengajarkan apa yang tidak buku paparkan.
Teman, ketahuilah jangan pandang segala sesuatu dari dirimu sendiri. Karena sesungguhnya kamu tidak tahu hidup seperti apa yang pejalan lakukan. Mungkin di matamu, mereka adalah kaum yang tak memikirkan masa depan dan menghamburkan uang. Tapi kelak kamu akan sadar jika kamu sudah melakukan perjalanan, kaum pejalan adalah justru pengejar kebahagiaan yang tidak peduli nilai uang. Bukankah itu kebahagiaan sejati teman? Kebahagiaan atas segala sesuatu yang tak ternilai dengan uang berapapun.
Tapi mari kita berpikir, perjalanan adalah soal prioritas. Ini nasehat utamaku. Jangan heran karena banyak yang melakukan perjalanan sebagai prioritas, bukan karena mereka banyak uang, tapi karena mereka ingin hidup dan belajar hidup yang sesungguhnya. Karena mereka sadar dunia ini luas untuk dikunjungi dan sebagian dari mereka berkelana untuk benar-benar bersyukur atas nikmat-Nya.
Teman, tidakkah kau bayangkan, di masa tuamu nanti, kamu dengan penuh senyum membelai rambut cucumu, dengan senyumanmu yang sudah kisut dan rambutmu yang memutih. Dengan suara lirih kamu bercerita pada cucumu tentang kisah perjalanan di masa mudamu, dan membuat cucumu bangga punya kakek sepertimu. Lalu dia akan mengikuti jejakmu, menjadi pejalan dan menjadi orang bijak yang belajar banyak hal.
Aku bicara sebagai sahabat, kunasehati kamu teman. Luangkanlah sedikit waktu mumpung masih mampu, sempatkanlah sebentar saja. Travelinglah sekarang dan simpan banyak cerita untuk anak cucumu. Jangan kau berseloroh dengan alasan hal ini itu atau iri dengan yang lain. Travelinglah untuk memperkaya jiwamu serta memperbanyak ilmu.

Sumber: http://efenerr.com/2014/01/28/teman-travelinglah-selagi-sempat/