Zulfahmi Abdillah

Urang Minang yang Lahir di Tanah Batak

I Won't Give Up

Indak ado kato manyarah sabalun mancubo. Darah Minang itu Padeh!

With Azzam

Bersama Melewati Hari Penuh Makna

Belajar Bersama Alam

Belajarlah.. Pada masanya Alam akan mewisuda dirimu...

Menjaring Matahari

Ringan Bukan Berarti Mudah. Berat Bukan Berarti Sulit.

Selasa, 30 April 2013

TANPA JEJAK

Rasa lapar menyerang. Ternyata waktu menunjukkan pukul 20.30. Sedikit terlambat, karena biasanya di saat jam-jam tersebut saya sudah tidak merasakan perut yang keroncongan. Namun, karena sorenya terlalu banyak makan cemilan gorengan akhirnya rasa lapar di malam hari tertunda.

Tidak seperti biasanya juga, beras untuk makan malam ini belum dimasak mungkin karena malas menyerang. Akhirnya diputuskan untuk membeli saja di warung nasi. Ku hentakkan pedal "Azzam", sepeda motor kesayanganku dan segera melaju ke warung nasi yang biasa saya kunjungi.

Sampai di tempat yang dituju, tampak ada yang berbeda dari biasanya. Kenapa saya katakan berbeda dari biasanya? karena hampir setiap hari, siang dan malam aku membeli di tempat ini. Namun, karena untuk mengurangi beban cost yang terlalu besar saya putuskan untuk memasak saja di rumah.

Saya tidak melihat Bapak (Pak etek biasa saya memanggilnya) yang biasa melayani para pelanggan setianya, tidak terlihat lagi seorang Ibu (Saya memanggilnya Bunda), tidak terlihat lagi pekerjanya yang selalu menyambut saya, satu lagi, saya tidak lagi melihat tulisan Serba 6000 yang terpampang di steling kaca pemajang makanan.

Rasa bertanya-tanya muncul di dalam hati, memperhatikan perbedaan yang ada di sekiliing warung, melihat para pramusaji yang lain dari biasanya. Setelah memesan makanan dan sambil memberikan secarik uang sesuai harga makanan yang kubeli. Untuk menghilangkan rasa penasaranku, kuberanikan diri untuk bertanya kepada kasir.

+ Pemiliknya ganti ya mbak?
- Iya
+ Sudah lama?
- Sekitar 1 bulan
+ Jadi ini dijual atau disewakan sementara?
- Di jual
+ Pemilik yang lama kemana?
- Kurang tau bang...

Ya.. Saya merasa kehilangan. Tanpa jejak yang berarti. Pikiran terus digelayutin pertanyaan-pertanyaan. Kemana Pak Etek? Kemana Bunda? Kemana Ara? (Ara adalah gadis kecil yang setiap saya ke warung selalu menjahili). Begitu kehilangannya saya adalah bukan karena rasa masakannya yang begitu pas dilidah saya, bukan juga karena saya bisa makan tanpa perlu membayar dahulu jika tidak memiliki uang, tapi karena rasa kekeluargaan yang terbangun selama ini.

Mereka keluarga kecil yang begitu bersahaja, sederhana, dan terlalu baik kepada saya. Kesamaan darah Minang yang mengalir di darah kami semakin menguatkan rasa kekeluargaan itu. Namun kini, mereka sudah pergi tanpa jejak. Saya hanya dapat berdoa, semoga bisa dipertemukan kembali kepada mereka seraya berdoa semoga Allah memudahkan urusan mereka, mengampuni segala dosanya dan tetap dalam lindungan Allah SWT.

Tinggalkan Jejak...

Minggu, 28 April 2013

KEKALAHAN DALAM BERPIKIR

“Ahmad ditugasi oleh oleh orang tuanya untuk membuat pagar baru untuk menggantikan pagar lama yang terbuat dari bambu yang telah usang dan menggantinya dengan pagar besi. Ahmad yang seorang siswa SMK dipandang orang tuanya memiliki kemampuan untuk mengerjakan tugas itu karena segala bahan dan peralatannya sudah ada.

Namun, Ahmad menolak tugas tersebut dengan alas an khawatir kalau pekerjaanya tidak berhasil. Mungkin pagarnya tidak kuat, hasilnya yang kurang menarik, ataupun alasan lainnya. Alhasil, pagar yang diidam-idamkan orang tuanya tidak pernah terpenuhi.”

Kasus di atas merupakan salah satu contoh kasus dari berbagai kasus dalam kehidupan kita sehari-hari. Dan setiap kita pasti pernah bahkan sering menghadapi hal yang serupa. Dalam memulai pekerjaan ataupun menerima amanah dari orang lain, kita terkadang terlebih dahulu berfikir, “Apa mungkin bisa?, Bagus atau tidak ya hasilnya?” dan lain sebagainya yang akhirnya dari pemikiran seperti ini mengakibatkan pekerjaan atau amanah tersebut tidak jadi dilaksanakan.

Bentuk pemikiran seperti ini dalam bahasa penulis adalah kekalahan dalam berfikir. Kita sering terbentur dengan kalimat-kalimat, “Ah, Saya tidak bisa!, Itu pasti susah!” dan lain sebagainya. Padahal pekerjaan itu belum tentu susah seperti yang kita bayangkan. Analogi sayur asam, bahwa kita akan tahu bahwa rasa sayur tersebut asam ketika kita sudah mencicipinya atau mencobanya sendiri dan bukan kata orang maka baru kita menyatakan bahwa sayur itu asam. Nah, begitu juga dalam sebuah pekerjaan atau amanah yang kita terima bahwa tingkat kemudahan dan kesulitan baru akan kita rasakan apabila kita sudah melalui proses pekerjaan tersebut.
Allah SWT menyatakan hal ini di dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 286 bahwa Allah tidak membebani seseorang melainkan dengan kesanggupannya.

Oleh karena itu, apakah sekarang akan terus ragu dengan kemampuan yang kita miliki??? Apakah kita akan selalu menyatakan tidak bisa??? Apakah kita akan selalu kalah dalam berfikir??? Mulailah dari hal yang kecil. 

Wallahu A’lam bi Showaf.

BERPIKIR SEDERHANA

Terpetik sebuah kisah, seorang pemburu berangkat ke hutan dengan membawa busur dan tombak. Dalam hatinya dia berkhayal mau membawa hasil buruan yang paling besar, yaitu seekor rusa. Cara berburunya pun tidak pakai anjing pelacak atau jaring penyerat, tetapi menunggu di balik sebatang pohon yang memang sering dilalui oleh binatang-binatang buruan.

Tidak lama ia menunggu, seekor kelelawar besar kesiangan terbang hinggap di atas pohon kecil tepat di depan si pemburu. Dengan ayunan parang atau pukulan gagang tombaknya, kelelawar itu pasti bisa diperolehnya. Tetapi si pemburu berpikir, "untuk apa merepotkan diri dengan seekor kelelawar? Apakah artinya dia dibanding dengan seekor rusa besar yang saya incar?"

Tidak lama berselang, seekor kancil lewat. Kancil itu sempat berhenti di depannya bahkan menjilat-jilat ujung tombaknya tetapi ia berpikir, "Ah, hanya seekor kancil, nanti malah tidak ada yang makan, sia-sia." Agak lama pemburu menunggu. Tiba-tiba terdengar langkah-langkah kaki binatang mendekat, pemburupun mulai siaga penuh,tetapi ternyata, ah... kijang. Ia pun membiarkannya berlalu. Lama sudah ia menunggu, tetapi tidak ada rusa yang lewat, sehingga ia tertidur.

Baru setelah hari sudah sore, rusa yang ditunggu lewat. Rusa itu sempat berhenti di depan pemburu, tetapi ia sedang tertidur. Ketika rusa itu hampir menginjaknya, ia kaget. Spontan ia berteriak, Rusa!!!" sehingga rusanya pun kaget dan lari terbirit-birit sebelum sang pemburu menombaknya. Alhasil ia pulang tanpa membawa apa-apa.

Banyak orang yang mempunyai idealisme terlalu besar untuk memperoleh sesuatu yang diinginkannya. Ia berpikir yang tinggi-tinggi dan bicaranya pun terkadang sulit dipahami. Tawaran dan kesempatan-kesempatan kecil dilewati begitu saja, tanpa pernah berpikir bahwa mungkin di dalamnya ia memperoleh sesuatu yang berharga. Tidak jarang orang orang seperti itu menelan pil pahit karena akhirnya tidak mendapatkan apa-apa.

a

We are Not Just Friend But Family


Apa sih arti dari sebuah persahabatan?? Ada yang bilang sahabat itu adalah teman yang benar-benar dekat sampai tahu hal-hal kecil tentang kita. Ada juga yang bilang sahabat itu kalau kemana-mana selalu bareng. Tetapi salah satu sahabat saya bilang, sahabat itu adalah teman dalam suka dan duka, tapi tahu batas dimana suatu saat ketika teman dapat masalah, kita harus membiarkan dia mengatasi masalahnya sendiri agar teman tersebut tumbuh lebih matang dan mandiri.

Terkadang saya dengan enteng menyebut, dia itu sahabat saya. Tapi ketika ditanya ini itu tentang sahabat saya yang berhubungan dengan keluarga, pendidikan dan lain-lain, saya bingung jawabnya. Dari situ saya berikir, apa saya ini sahabat yang baik? Apa saya pantas disebut sahabat? Karena saya menganggap sahabat adalah orang yang bisa melihat kita dari hati ke hati, bukan karena tampang, materi, latar belakang, pendidikan dan lain-lain. Karena itu saya memang jarang menanyakan hal-hal yang berbau privacy ke sahabat-sahabat saya. Saya lebih sebagai pemberi masukan dan penerima keluh kesah sahabat-sahabat saya. Bukannya saya orang yang nggak peduli dan nggak mau tau, tapi menurut saya persahabatan bukan dinilai dari sedalam apa kita tau tetek bengek orang tersebut, melainkan sedalam apa kita memahami orang tersebut. Saya sudah ngerasain pahitnya persahabatan ketika saya bilang dia sahabat saya, ternyata dia hanya memanfaatkan apa yang saya punya dan lain-lain. Ketika saya sedang jatuh, dia malah meninggalkan karena merasa ga ada yang bisa diberikan oleh saya.

Tapi yang terpenting dari seorang sahabat adalah ketika kita mampu menempatkan diri disaat dalam keadaan suka maupun duka. Terkadang kita menghadapi sahabat-sahabat yang dalam keadaan suka, begitu juga sebaliknya. Nah, bagaimana kalau dua orang sahabat kita mengalami keadaan suka dan duka yang bersamaan? Disinilah fungsi sahabat, mampu menempatkan dirinya dengan sebaik mungkin.

Hal inilah yang baru saya alami beberapa hari ini, tepat tanggal 27 April, dua orang sahabat saya mengalami keadaan suka dan duka bertepatan. Salah seorang harus ditinggal ayahnya meninggal dunia karena sakit, sementara seorang lagi melepas masa lajangnya alias menikah. Sebagai seorang sahabat, saya harus mampu membagi waktu, tenaga, mungkin juga pikiran bagaimana kedua sahabat ini dapat dikunjungi tanpa mengurangi makna keduanya. Alhamdulillah, keduanya dapat terkunjungi dan saling mendoakan atas peristiwa yang dialami.

Sahabat... Kita dianggap sahabat bukan karena adanya pengakuan lisan dari orang lain bahwa kita adalah sahabatnya, akan tetapi adanya kehadiran kita ketika suka dan duka menghampiri.

Wallahu a'lam bishowaf

Jumat, 26 April 2013

UPACARA BENDERA

Sebuah sekolah mengadakan upacara bendera yang rutin diadakan setiap hari Senin. Murid berbaris dengan rapi dibawah terik matahari menyengat. Tak ketinggalan guru-guru berbaris sejajar di bawah teras sekolah. Rukun-rukun upacara pun berlangsung tertib dan penuh hidmat. Tak lama, upacara pun selesai dan barisan dibubarkan. Tampak murid berpeluh keringat. Ada yang mengipas, ada yang mencari minuman untuk sekedar menghilangkan dahaga. Begitu juga para guru. Masing-masing duduk mengatur nafas di ruang guru.

Jam pelajaran pun di mulai. Di sebuah kelas, seorang guru sudah duduk di mejanya seraya mengajak murid untuk memulai pelajaran. Pelajaran pertama hari ini adalah Bahasa Indonesia dan materinya adalah Cita-Cita. Guru memulai dengan bertanya kepada murid-muridnya.

Guru : Delvi, kalau sudah besar ingin menjadi apa?
Delvi : Ingin menjadi seorang Akuntan Bu..
Guru : Wah, cita-cita yang bagus sekali.. Rajin belajar ya..
           Sekarang kamu, Wilda. Kamu ingin menjadi apa?
Wilda : Ingin menjadi Sarjana Pertanian Bu..
Guru : Ya, Bagus.. Kamu Icha?
Icha : Ingin menjadi Guru Bu, Seperti Ibu. Agar tiap upacara bisa di bawah teras sekolah.
Guru : ***** Baik anak-anak kita lanjutkan pelajaran kita...

Masihkah Guru yang di Gugu dan di Tiru?
Menurut kamus besar bahasa Indonesia kata gugu, menggugu diartikan mempercayai, menuruti, mengindahkan. Artinya secara garis besar kita bisa ambil kesimpulan bahwa guru adalah sosok yang dipercayai, dituruti, diindahkan perkataannya oleh kita sebagai muridnya. Tentu dengan catatan bahwa perkataannya adalah perkataan yang baik, dapat dipertanggung-jawabkan (tidak melanggar norma agama dan norma-norma kebaikan yang berlaku dimasyarakatnya).

Ditiru, apa yang ditiru dari seorang guru?, tentu saja perilakunya sebagai seorang guru. Perilakunya yang ditiru pun tidak terlepas dari norma agama dan norma-norma kebaikan yang berlaku dimasyarakat.
Apa yang terjadi jika kemudian ternyata guru yang seharusnya digugu dan ditiru malah berbuat tidak selayaknya seorang guru?, bahwa perkataannya tidak layak dipercayai, dituruti apalagi diindahkan, juga ditiru perilakunya. Tentu saja bagi murid yang belum mampu atau tidak bisa menyaring perkataan dan perilaku gurunya akan mengikutinya tanpa ia sadari bahwa itu sebuah kesalahan.

Tak heran jika kita kini banyak menyaksikan “murid-murid” yang menjadi liar, senang tawuran, terlibat penggunaan obat-obat terlarang, mabuk-mabukan, berjudi, pergaulan bebas, dan lain sebagainya.
Salah satunya disebabkan oleh semakin berkurangnya sosok yang bisa digugu dan ditiru oleh murid-muridnya. Bila kita melihat guru di institusi pendidikan, walau kita tidak bisa menyamaratakan, tetapi hilangnya jiwa mendidik dari seorang guru hingga hanya tertinggal jiwa mengajarnya saja, itupun kalau tidak terpotong oleh kebiasaan ngerumpi sesama guru diwaktu jam belajar dengan meninggalkan catatan dipapan tulis.

” Entahlah ini mungkin dampak dari komersialisasi dunia pendidikan, sehingga guru dipaksa untuk menjadi pedagang bukan untuk menjadi pendidik? “

Rabu, 24 April 2013

HUBUNGI SAYA

Alamat Rumah (Tebing Tinggi) : Jl. Yos Sudarso No.81 Lingk.03 Kel. Tj. Marulak Kec. Rambutan  Kota Tebing Tinggi
Alamat Rumah (Medan) : Jl. AR. Hakim Gg. Garpu No.11D Medan Area, Medan
Alamat Kantor : Jl. Kenanga Raya No.13 Tanjung Sari Medan

Hp: 085275283738
e-mail : fahmi_azzam@yahoo.co.id

Fb : https://www.facebook.com/zulfahmi.abdillah
Twitter : @fahmi_azzam

PANTUN NASEHAT

Kayu cendana diatas batu
Sudah diikat dibawa pulang
Adat dunia memang begitu
Benda yang buruk memang terbuang
Parang ditelak berbatang sena
Belah buluh taruhlah temu
Barang dikerja takkan sempurna
Bila tak penuh menaruh ilmu
Kemuning ditengah balai
Bertumbuh terus semakin tinggi
Berunding dengan orang tak pandai
Bagaikan alu pencungkil duri
Padi di sawah kuning warnanya, batu di kali banyak bentuknya
Turuti saja petuah orang tua, agar hidup tidak sengsara
Ada banyak pulau di indonesia, salah satunya tanah papua
Banyak cara agar hidup bahagia, cukup ikuti nasehat orang tua
Jalan kaki dari solo ke semarang, mampir dulu di salatiga
Jikalau kamu ingin hidupnya senang, jangan lupa dengan orangtua
Makan jeruk di pasar buah, habis satu dapat pepaya
Jangan lupa untuk sedekah, karena itu membuatmu kaya
Jalan-jalan ke kota blitar
Jangan lupa membeli sukun
Jika kamu ingin pintar
Belajarlah dengan tekun
Makanan tersaji dipasang lampu
Lampu menyinari di atas meja
Naiklah haji bagi yang mampu
Memenuhi panggilan dari-nya

MANAJEMEN SEBAGAI ILMU DAN SENI

Manajemen itu perpaduan antara ilmu dan seni

Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno yaitu ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Karenanya, manajemen dapat diartikan sebagai ilmu dan seni tentang upaya untuk memanfaatkan semua sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan secara efektif dan efesien. 

Manajemen dipandang dari berbagai perpektif yang ada, mempunyai dasar yang kuat yang tidak terlepas dari perpaduan antara ilmu dan seni. Manajemen sebagai suatu seni, disini memandang bahwa di dalam mencapai suatu tujuan diperlukan kerja sama dengan orang lain. Intinya bagaimana cara memerintahkan pada orang lain agar mau bekerja sama. Pada hakekatnya kegiatan manusia pada umumnya adalah managing ( mengatur ) untuk mengatur disini diperlukan suatu seni, bagaimana orang lain memerlukan pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama. Seni dalam manajemen yaitu membentuk manusia menjadi lebih efektif dari yang sudah dan sedang mereka lakukan tanpa anda. Ilmu adalah pada bagaimana anda melakukannya, yaitu : planning, organizing, directing dan monitoring. Sehingga manajemen sebagai ilmu adalah melihat bagaimana manajemen dihubungkan dengan prinsip-prinsip manajemen,dan telah di organisasi menjadi teori. Dimana seorang manajer mempelajari terlebih dahulu tujuannya lalu diproses olehnya dengan keahliannya,setelah menjadi sebuah teori,lalu di buat penetapan tenaga kerja pengarah dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan.

Dalam kenyataannya manajemen sulit dedifenisikan karena tidak ada defenisi manajemen yang diterima secara universal. Chaster I Bernard dalam bukunya yang berjudul The function of the executive, bahwa manajemen yaitu seni dan ilmu, juga Henry Fayol, Alfin Brown Harold, Koontz Cyril O’donnel dan Geroge R. Terry. Mary Parker Follet pun mendefenisikan manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Hal ini berarti bahwa para manajer untuk mencapai tujuan organisasinya harus melalui kerjasama orang lain untuk melaksanakan berbagai tugas yang mungkin dilakukan. Manajemen memang bisa berarti seperti itu, tetapi bisa juga mempunyai pengertian lebih dari pada itu. Sehingga dalam kenyataannya tidak ada defenisi yang digunakan secara konsisten oleh semua orang, diantaranya adalah sebagai berikut :

· Manajemen sebagai ilmu pengetahuan (management as a science) adalah bersifat interdisipliner yang mana mempergunakan bantuan dari ilmu-ilmu sosial, filsafat dan matematika

· Manajemen sebagai suatu sistem (management as a system) adalah kerangka kerja yang terdiri dari beberapa komponen/bagian, secara keseluruhan saling berkaitan dan diorganisir sedemikian rupa dalam rangka mencapai tujuan organisasi

· Manajemen sebagai suatu fungsi (management as a function) adalah suatu rangkaian kegiatan yang masing-masing kegiatan dapat dilaksanakan tanpa menunggu selesainya kegiatan lain, walaupun kegiatan tersebut saling berkaitan dalam rangka untuk mencapai tujuan organisasi

· Manajemen sebagai suatu proses (management as a process) adalah serangkaian tahap kegiatan yang diarahkan pada pencapaian suatu tujuan dengan pemanfaatan semaksimal mungkin sumber-sumber yang tersedia

· Manajemen sebagai suatu profesi (management as a profession) adalah suatu bidang kegiatan atau bidang keahlian tertentu, antara lain profesi di bidang kedokteran, bidang teknik dan bidang hukum
· Manajemen sebagai kumpulan orang (management as people / group of people) adalah suatu istilah yang dipakai dalam arti kolektif untuk menunjukkan jabatan kepemimpinan di dalam organisasi antara lain kelompok pimpinan atas, kelompok pimpinan tengah dan kelompok pimpinan bawah 

*Diolah dari berbagai Sumber

Tak Hanya Kartini : Malahayati, Laksmana Perempuan Pertama di Dunia

Malahayati 
Jika kita berbicara tentang Aceh, maka yang terbayang di benak kita adalah para mujahid dan mujahidah  yang berjuang  gigih tanpa pamrih. Aceh telah melahirkan begitu banyak pahlawan. Sungguh heroik perjuangan putra-putri Aceh dalam melawan penjajah. Tak ada satupun penguasa Aceh yang mau bekerjasama dengan penjajah. Ini menyebabkan Aceh sebagai satu-satunya daerah di Indonesia yang tidak pernah dikuasai oleh penjajah.


Kegigihan pejuang Aceh melawan penjajah tidak bisa dilepaskan dari kultur masyarakat Aceh yang sangat relijius. Aceh merupakan tempat pertama kali Islam masuk ke bumi nusantara. Ini dibuktikan dengan peninggalan berupa makam Sultan Malik al-Saleh raja Samudra Pasai yang wafat pada tahun 1297 M di Pasai, Aceh Utara. Samudra Pasai adalah kerajaan Islam pertama di Indonesia. Sejak saat itu landasan ajaran Islam sangat mempengaruhi perjalanan sejarah peradaban pemerintahan kerajaan-kerajaan di Aceh. Bahkan hingga kini landasan hukum berupa syariat Islam berlaku di sana.
Aceh terletak di daerah yang sangat  strategis, yaitu di selat Malaka. Semua kapal-kapal Eropa yang bertujuan memasuki wilayah Indonesia terutama pulau Jawa  harus melalui selat Malaka. Jalur selat Malaka ini sangat ramai, sering juga disebut jalur sutera dua. Para pedagang dari benua Eropa, China, Asia sering menggunakan jalur sutera dua ini untuk membeli rempah-rempah di kepulauan nusantara. Pada saat itu komoditi rempah-rempah sangat berharga.
Kondisi  geografis  seperti ini mengharuskan Aceh memiliki angkatan laut yang tangguh. Dan sejarah pun mencatat  Aceh pernah berhasil menjadi penguasa selat Malaka yang gagah berani  nan disegani. Aceh memiliki laksmana-laksmana yang  gagah dan hebat. Salah satu laksmana yang begitu fenomenal dan spektakuler  dalam sejarah adalah Malahayati. Dialah laksmana perempuan pertama di dunia. Ketika negara-negara maju menggembar-gemborkan emansipasi wanita di dunia ketiga, maka Malahayati telah melenggang menunjukan kemampuannya memimpin pasukan perang.
Malahayati yang memiliki nama asli Keumala Hayati berasal dari keluarga militer. Belum diketahui secara pasti kapan tanggal lahir dan tanggal wafatnya. Menurut manuskrip yang tersimpan di University Kebangsaan Malaysia, diperkirakan Malahayati lahir tahun 1575. Ayahnya adalah Laksamana Mahmud Syah. Sedangkan ibunya telah meninggal dunia ketika Malahayati masih kecil. Kakeknya bernama Laksamana Muhammad Said Syah, putra dari Sultan Salahuddin Syah yang memerintah Kesultanan Aceh Darussalam sekitar tahun 1530-1539 M. Sultan Salahuddin Syah merupakan putra dari Sultan Ibrahim Ali Mughayat Syah (1513-1530 M) yang merupakan pendiri Kesultanan Aceh Darussalam.
Malahayati kecil sering diajak berlayar oleh ayahnya. Hal ini menyebabkan Malahayati mencintai dunia bahari sejak dini. Dia bertekad untuk menjadi pelaut handal seperti ayahnya. Malahayati menempuh pendidikan di Akademi Militer Mahad Baitul Maqdis yang dimiliki kerajaan Aceh Darussalam saat itu.
Ketika dewasa, Malahayati menikah dengan seorang Perwira Laut alumni dari Akademi Militer tersebut. Malahayati telah memantapkan tekadnya untuk menapaki karir di dunia militer. Pasangan suami istri ini menjadi pasangan perwira laut yang handal. Akan tetapi tak lama kemudian suaminya meninggal dalam pertempuran laut melawan Portugis. Malahayati berduka. Meski terpukul karena menjadi janda muda, tetapi Malahayati tidak mundur dari dunia militer. Malahayati menjabat sebagai kepala pengawal dan protokol di dalam dan di luar istana. Kemudian menjadi kepala dinas rahasia.
Pada saat itu menjadi janda karena ditinggal mati syahid oleh suami yang  berperang adalah hal lumrah di Aceh. Malahayati bisa memahami kondisi kejiwaan para janda tersebut, karena dia pun janda. Pada masa itu hampir seluruh pria dewasa warga Aceh menyambut seruan jihad melawan penjajah Portugis. Mereka berperang sampai titik darah penghabisan, hingga syahid menjemput.
Perempuan Aceh bukanlah perempuan cengeng, mereka bangga apabila salah satu anggota keluarganya ada yang mati syahid. Karena orang yang mati syahid mampu memberikan syafaat bagi 70 anggota keluarganya di akhirat nanti. Meski menjadi janda, tetapi perempuan Aceh tetap tegar menapaki kehidupan. Bahkan janda-janda tersebut bertekad untuk hidup mulia atau mati syahid seperti para suami mereka. Malahayati berinisiatif untuk mengorganisir janda tersebut dengan membentuk Inong Balee.
Inong Balee adalah pasukan khusus perempuan yang terdiri dari para janda. Inoong Balee membangun benteng yang kokoh di Teluk Kreung Raya. Benteng ini sering disebut juga benteng Malahayati. Benteng Malahayati  ini berfungsi sebagai tempat pendidikan bagi 2000 janda anggota pasukan Inong Balee. Melalui benteng ini mereka mengawasi perairan Selat Malaka, mereka mengintai armada-armada Portugis,  Belanda, dan Inggris. Malahayati berhasil melatih janda-janda tersebut menjadi pasukan marinir yang tangguh. Sungguh mereka adalah para janda luar biasa.
Malahayati2 Sebagai seorang pimpinan, Malahayati secara ksatria memimpin pertempuran secara langsung di lapangan. Dia memimpin armada laut kerajaan Aceh yang jumlahnya cukup banyak. Menurut John Davis,   nahkoda kapal Belanda yang mengunjungi kerajaan Aceh pada saat Malahayati menjadi Laksmana, Kerajaan Aceh memiliki  100 buah kapal perang. Diantaranya ada yang berkapasitas 400-500 penumpang. Malahayati lah pimpinan tertinggi angkatan laut Kerajaan Aceh.
Armada Laut Kerajaan Aceh sangat ditakuti oleh Portugis, Inggris dan Belanda. Padahal pada masa itu ketiga negara tersebut adalah negara adidaya. Banyak catatan orang asing seperti China, Eropa, Arab, India, yang mengakui kehebatan Malahayati.
Salah satu peristiwa yang akan selalu dikenang oleh sejarah adalah  Malahayati berhasil mengusir armada-armada Belanda dibawah pimpinan De Houtman bersaudara, Cornelis dan Frederick de Houtman. Cornelis de Houtman adalah orang Belanda yang pertama kali datang ke Indonesia pada tahun 1596 dan berhasil menancapkan kuku imperialisme di Jawa.
Pada tahun 1599, De Houtman bersuadara melakukan kunjungan kedua ke Indonesia. Dalam kunjungan kedua ini de Houtman bersaudara bersandar di Aceh pada tanggal 21 Juni 1599. Mereka berniat untuk mengusai kerajaan Aceh karena letaknya yang sangat strategis sebagai gerbang kepulauan nusantara.  Malahayati mengetahui niat busuk de Houtman bersaudara, dia bertekad akan bertempur habis-habisan mengusir penjajah terlaknat.
Malahayati mengerahkan seluruh pasukannya dan memegang komando tertinggi. Armada Belanda kelabakan, terdesak, dan akhirnya berhasil dihancurkan semua. Frederick de Houtman tertangkap kemudian dijadikan tawanan Kerajaan Aceh. Sedangkan Cornelis De Houtman berhasil dibunuh oleh Malahayati sendiri pada tanggal 11 September 1599. Pada awalnya Cornelis berniat menjebak Malahayati dalam suatu perjamuan makan malam untuk membicarakan gencatan senjata. Tetapi niat jahat tersebut tidak tercapai, Malahayati berhasil menyelamatkan diri bahkan berhasil membunuh Cornelis de Houtman dalam pertarungan duel satu lawan satu diatas geladak kapal. Saya merinding, saat menulis bagian ini. Membayangkan keperkasaan Malahayati ketika duel bersenjatakan rencong. Atas jasanya memukul mundur armada Belanda, Malahayati dianugerahi gelar Laksamana oleh Kerajaan Aceh.
Selain armada Belanda, Malahayati juga berhasil memukul mundur armada Portugis. Reputasi Malahayati sebagai penjaga Selat Malaka sangat ditakuti oleh negara-negara asing. Sesuatu yang menggegerkan bangsa Eropa, terutama Belanda. Sekaligus menunjukkan kewibawaan Laksamana Malahayati.
Kerajaan Belanda sangat menghormati kerajaan Aceh. Hal ini terlihat  ketika Mahkamah Amstredam menjatuhkan hukuman denda kepada Paulus Van Caerden sebesar 50.000 gulden yang harus dibayarkan kepada kerajaan Aceh. Bayar denda tersebut adalah akibat dari tindakan Paulus van Caerden ketika datang ke Aceh dan menenggelamkan kapal dagang Aceh. Setelah itu Van Caerden  merampas muatan lada lalu pergi meninggalkan Aceh.
Peristiwa penting lainnya selama Malahayati menjadi Laksama adalah ketika ia mengirim tiga utusan ke Belanda, yaitu Abdoelhamid, Sri Muhammad dan Mir Hasan ke Belanda. Ketiganya merupakan duta-duta pertama dari sebuah kerajaan di Asia yang mengunjungi negeri Belanda. Banyak cacatan orang asing tentang Malahayati. Kehebatannya memimpin sebuah angkatan perang ketika itu diakui oleh negara Belanda, Portugis, Inggris, Arab, China dan India.
Bahkan Inggris pun tidak berani secara terang-terangan menunjukan keinginannya untuk menguasai rempah-rempah di nusantara. Inggris yang terkenal sebagai penguasa lautan memilih jalan damai dengan kerajaan Aceh.  Ratu Elizabeth I mengirim surat diplomatik yang dibawa oleh James Lancaster untuk Sultan Aceh. Surat diplomatik ini  membuka jalan bagi Inggris untuk menuju Jawa dan membuka pos dagang di Banten. Keberhasilan ini membuat James Lancaster dianugrahi gelar bangsawan sepulangnya ia ke Inggris.
Malahayati menjabat sebagai laksmana kerajaan Aceh dalam waktu yang cukup lama, yaitu selama masa kepemimpinan Sultan Alaiddin Ali Riayat Syah IV Saidil Mukammil (1589-1604 M). Malahayati berhasil mengantarkan Aceh menjadi kerajaan yang disegani baik oleh kawan maupun lawan. Malahayati berhasil menjaga stabilitas Selat Malaka. Kehebatannya diakui oleh semua bangsa yang berhubungan dengan kerajaan Aceh. Nama Malahayati cukup membuat bergidik bangsa-bangsa adidaya saat itu.
Tapi saat ini, nama Malahayati tinggallah kenangan. Banyak orang yang tak mengenalnya. Namanya tenggelam ditelan zaman. Sungguh sangat menyedihkan, realitas pahlawan yang dilupakan oleh bangsanya sendiri. Padahal dialah Laksmana perempuan pertama di dunia. Dialah yang menggempur armada-armada Belanda dan Portugis. Di kala wanita-wanita barat belum mengenal emansipasi, Malahayati telah menjadi Laksmana dan memimpin beribu-ribu pasukan perang mengusir penjajah. Sungguh wanita hebat yang jarang tandingannya, baik di masa sebelumnya maupun masa sesudahnya. Malahayati……engkaulah pahlawan wanita sepanjang masa….
*Diolah dari berbagai Sumber

ADAKAH POLITIK DALAM ISLAM?

Pertanyaan ini kerap diajukan baik oleh kalangan non-muslim maupun muslim. Sebagian orang berpandangan bahwa Islam dan politik adalah dua sisi yang berbeda yang tidak bisa disatukan. Benarkah demikian? Berikut ini adalah sejumlah argumentasi singkat yang menunjukkan bahwa politik adalah bagian dari risalah Islam sejak pertamakali diturunkan kepada nabi Muhammad saw.


Pertama. Di bawah kepemimpinan nabi Muhammad saw, masyarakat Madinah mewujud dengan segala kelengkapannya seperti adanya undang-undang, kekuasaan eksekutif dan peradilan. Disamping itu sistem masyarakat Madinah juga didukung dengan pengolaan ekonomi, pendidikan, hankam dan sebagainya. Komponen masyarakat Madinah tidak hanya terdiri dari komunitas muslim saja, namun juga ada kelompok masyarakat Nasrani dan Yahudi di dalamnya. Semua itu tidak lain adalah bukti nyata perwujudan politik Islam yang terabadikan dalam sejarah.

Kedua. Sistem pemerintahan Islami yang didirikan oleh nabi Muhammad saw tetap dipelihara dan dilanjutkan oleh para khalifah penerusnya (khulafa’u rasyidin). Bahkan pada masa mereka wilayah permerintahan Islam semakin meluas. Pada masa itu dilakukan pula pemisahan tiga pilar kekuasaan (legislatif, yudikatif dan eksekutif) seperti layaknya negara modern saat ini.

Ketiga. Di dalam Al-Quran dijumpai berbagai ayat yang menjelaskan prinsip-prinsip politik dalam Islam. Sebagai contoh: konsep syura (QS 3:159), prinsip keadilan (QS 5:8), pemerataan ekonomi (QS 59:7), pertahanan (QS 8:60) dan sebagainya.
Beberapa ayat Quran menyebutkan kata ad-diin (agama) dalam pengertian aturan hukum (QS 12:76). Quran juga menjelaskan peran Rasulullah sebagai hakim atas masalah hukum (QS 4:65).
Quran mengecam model pemerintahan tirani seperti Firaun dan Namrud dan juga para pendukung mereka. Quran juga mengecam secara khusus kalangan politisi, teknokrat (seperti Haman) dan kapitalis (seperti Qarun) yang memanfaatkan rejim tiran untuk meraih keuntungan pribadi dan kelompoknya.
Di sisi lain Quran memberikan ilustrasi beberapa model pemerintahan yang ideal, seperti pemerintahan Saba, Sulaiman, dan sebagainya.
Dalam hadist yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, nabi Muhammad saw memerintahkan agar seorang muslim memprioritaskan penggunaan kekuasaan (politik) dalam mencegah kemungkaran.

Keempat. Pendapat ulama terdahulu (shalafush sholih) yang menguatkan tafsir politik dalam Islam. Imam Mawardi dalam bukunya al-Ahkam al-Sulthoniyah menyebut politik Islam sebagai upaya untuk menjaga agama dan memelihara dunia. Ibnul Qoyyim menyebut politik sebagai sebuah keadilan dari Allah dan Rasulullah saw. Sementara Imam Ghazali mengatakan “agama itu ibarat pilar/pokok dan kekuasaan (politik) adalah penjaganya” (ad-diinul ushul wa sulthonun harisun). Ibnu Taimiyah dalam bukunya Assiyasah al-Syariyyah mengatakan “Mengendalikan urusan masyarakat adalah kewajiban agama yang besar, dan agama tidak mungkin ditegakkan kecuali dengan kekuasaan memerintah”.

Kelima. Para orientalis non-muslim juga mengakui bahwa Islam bukan semata-mata agama namun juga sistem politik atau negara. Diantara mereka yang mengakui hal ini adalah V. Fitzgerald, C.A. Nallino, Schacht, R. Strothmann, D.B. Macdonald, T. Arnold dan Gibb.
Rasulullah Is My Doctor adalah sebuah buku best seller karya penulis asal Amerika, Jerry D. Gray, yang kini telah mu’alaf dan menjadi Warga Negara Indonesia. Jerry D.Gray adalah mantan terknisi angkatan udara Amerika Serikat, setelah menjadi muslim beliau kini aktif sebagai da’i khusus untuk pembahasan obat dan pengobatan Islami. Terkait dengan itu maka lahir salah satu buku hasil karyanya berjudul ‘Rasulullah Is My Doctor‘.

Dalam kesehariannya, beliau terapkan semua anjuran Rasulullah tentang pola hidup sehat dalam keluarganya. Dan ternyata beliau dan keluarga bisa merasakan hasilnya, hidup sehat lahir dan bathin, Subhanallah.
Bila kita membaca buku ini akan terbuka tabir yang selama ini menutupi keagungan ajaran Islam. Misalnya bagaimana Islam menganjurkan ummatnya untuk rajin berpuasa, rajin berbekam, makan habbatussaudah (jintan hitam), minum madu, dsb.

Semakin kita mendalami maka semakin terlihatlah bahwa ajaran islam memang ajaran atau wahyu dari Allah SWT. Nabi Muhammad Saw yang hidup 14 abad lampau dan tidak pernah belajar di fakultas kedokteran modern ternyata ajarannya tentang ilmu kesehatan sangatlah tinggi nilainya.

Diceritakan, dahulu kala terkenal seorang dokter di kalangan Arab bernama Syarmadel bin Qubats Al-Ka’bi, yang tinggal di daerah Najran. Ketika ia tahu Rasulullah memiliki pengetahuan tentang kedokteran, ia bergegas mendatanginya, kemudian mengujinya dengan mengajukan berbagai pertanyaan tentang penyakit dan cara pengobatannya. Rasulullah SAW pun mampu menjawab semua pertanyaan. Namun, saat rasul balik bertanya tentang satu penyakit, Syarmadel terkejut karena tak bisa menjawabnya. Lalu, ia berkata, “ Wahai Rasulullah, Demi Bapak dan Ibuku, aku adalah seorang dukun dan tabib di kalangan kaumku, apa yang harus aku lakukan? Lalu Rasul menjawab,” bedahlah uratnya, tusuklah jika terpaksa dan gunakanlah sana (sejenis tumbuhan) dan janganlah engkau mengobati seseorang sebelum mengetahui jenis penyakitnya.”
Hingga tahun 1996, ilmu kedokteran modern masih menyatakan jumlah sendi 340. Namun, setelah diteliti lagi ternyata ada susunan sendi yang menyatu, jika dipisah-pisah lagi, jumlahnya menjadi 360, sesuai dengan hadist nabi.

Dari kisah inilah, tak bisa disangkal bahwa nabi Muhammad saw adalah seorang dokter. Meski tak ada satu kisah pun yang menceritakan dari mana nabi belajar medis. Tentu saja, sebagai utusan Allah, nabi memiliki ilmu mukasyafah, yang bersifat batiniah. Hanya Allahlah yang mengajarkan ilmu ini. “Dan (juga karena) Allah telah menurunkan kitab dan hikmah kepadamu dan telah mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu ketahui. Karunia Allah sangat besar atasmu.” (QS. An-Nisa: 113)

Cara hidup nabi yang sehat sudah banyak diulas. Seperti diungkapkan oleh Anas ra, “Rasulullah saw berkulit cerah, seakan-akan keringatnya adalah mutiara, jalannya tegap, tidak pernah menyentuh sutera, dan tidak ada yang lebih lembut dari telapak tangan nabi saw. Aku tidak pernah mencium minyak wangi misik dan ambar yang lebih wangi dari aroma beliau” (Musnad Ahmad).
Dalam berbagai hadist, nabi mengulas soal kebersihan sangat detail, baik kebersihan fisik, maupun lingkungan. Ia mengajarkan kepada umatnya, mulai memotong kuku, membersihkan ruas jari, mencabut bulu ketiak, bersiwaq hingga bagaimana cara beliau makan. Bahkan, untuk soal makan saja, nabi merincinya, karena nabi berkata pada istrinya, “wahai Aisyah menahan diri adalah obat, perut adalah sarang penyakit, dan biasakan setiap anggota badan sesuai kemampuannya.” Beberapa anjuran dalam soal makan dan supaya terhindar dari penyakit, misalnya melarang meniup makanan atau bernapas dalam gelas, tidak pernah tidur dengan tangan masih ada bekas makanan dan gigi ada bekas makanan, tidak makan kecuali setelah lapar dan berhenti makan sebelum kenyang, mengkonsumsi buah-buahan dan biji-bijian serta madu, berpuasa dan berolahraga.

Fakta-fakta di atas menunjukkan betapa Rasululloh ternyata juga mengerti dan paham soal kesehatan. Islam sebagai sebuah pedoman hidup yang paripurna ternyata tidak hanya mengatur persoalan nilai-nilai saja, namun ternyata juga memberikan panduan yang rinci bagi umatnya dalam menyelesaikan problem kesehatannya.

Di zaman Rasulullah ada Syarmadel bin Qubats Al-Ka’bi. Kini ada Jerry D.Gray, dalam bukunya itu disebutkan mengonsumsi madu, habbatassauda (jintan hitam), dan bawang putih adalah cara Rasulullah saw menyehatkan diri. Ada pula ruqyah dan hijama (bekam) yang masuk dalam pengobatan ala Nabi Muhammad SAW. Pengobatan-pengobatan ini memberikan efek luar biasa pada manusia. Jerry D.Gray mengkombinasikan pengobatan Nabi dengan resep-resep yang ia dapat dari pengalaman dan telusurannya.
Dari berbagai hadits diketahui bahwa Rasulullah biasa berbekam. Dan Rasulullah boleh dikata tidak pernah sakit kecuali ketika sakarotul maut, diriwayatkan beliau semasa hidup hanya mengalami tiga kali sakit dan tidak pernah sakit perut. Dari Ibnu Abbas ra bahwa Nabi SAW pernah berbekam dalam keadaan ihram dan pernah berbekam sewaktu berpuasa ( Riwayat Bukhari). Hadis riwayat Ibnu Buhainah ra.: Bahwa Nabi saw. pernah membekam tengah kepalanya ketika beliau berada di jalan menuju kota Mekah ketika beliau dalam keadaan ihram. (Shahih Muslim No.2088). Hadis riwayat Anas bin Malik ra.: Nabi bersabda: Sebaik-baik obat yang kamu gunakan adalah berbekam, atau: Berbekam adalah obat yang paling baik bagimu (Shahih Muslim No.2952).

Hadis riwayat Jabir bin Abdullah ra.: Dari Ashim bin Umar bin Qatadah bahwa Jabir bin Abdullah menjenguk Muqanna`, kemudian berkata: Aku tidak akan pulang sebelum engkau mau berbekam sebab saya pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya di dalam berbekam itu terdapat pengobatan (Shahih Muslim No.4085).

Selain bekam, Nabi juga biasa meminum madu untuk menjaga stamina dan kesehatan. Madu kalorinya sangat tinggi sehingga menjadikan tubuh kita kuat dan berenergi. Selain itu madu juga bisa untuk menyembuhkan luka baik di luar tubuh mau pun di dalam. Kakak ipar saya pernah ambeien hingga mengeluarkan darah dari anusnya. Akhirnya dia minum madu 3 kali sehari dan alhamdulillah sembuh.
Dalam pengobatan herbal, sering kita dengar tentang ‘Propolis’, apa itu propolis? ternyata propolis itu adalah air liur yang terdapat pada lebah. Propolis dikumpulkan oleh lebah dari bahan-bahan bunga, daun muda dan kulit tumbuhan. Lalu dicampur dengan air liur dan lilin lebah. Berfungsi untuk menambal lubang dalam sarang lebah dan sebagai pelindung populasi lebah dari serangan luar dan menjaga sarang lebah agar tetap steril dari serangan Virus Bakteri dan Jamur. Maha Besar Allah dengan segala ciptaannya.

Fungsi utama propolis bagi tubuh manusia sebagai :
a. Detoksifikasi (cleansing), membersihkan dan membuang penyebab timbulnya penyakit
b. Antibiotik alami yang tidak memiliki efek samping.
c. Meningkatkan imunitas atau kekebalan tubuh.
d. Antioksidan mencegah tumor dan kanker.
e. Sumber nutrisi yang lengkap.

Firman Allah Swt tentang lebah yang terdapat dalam Kitab Suci Al-Qur’an, QS. An Nahl ayat 69.
“..Dari perut lebah itu ke luar minuman madu yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.”
Dari Ensiklopedi MS Encarta: ‘Madu lebah merupakan makanan diet penting bagi banyak binatang seperti beruang dan badger dan banyak digunakan oleh manusia’. Sebagai contoh beruang tahan hibernasi (tidur tanpa makan) berbulan-bulan dengan memakan madu sebelumnya tanpa kehilangan tenaga.

Berobat dengan cara meminum madu
Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri ra., ia berkata: “Ada seorang lelaki datang kepada Nabi saw. lalu berkata: Saudaraku merasa mual-mual perutnya. Rasulullah saw. bersabda: Minumkanlah madu! Setelah orang itu memberi minum madu kepada saudaranya, dia datang lagi kepada Nabi saw. dan melapor: Aku telah meminumkannya madu tetapi dia malah bertambah mulas. Kejadian itu berulang sampai tiga kali. Pada kali yang keempat Rasulullah saw. tetap bersabda: Minumkanlah madu! Orang itupun masih saja melapor: Aku benar-benar telah meminumkannya madu tetapi dia malah bertambah mulas, maka Rasulullah saw. bersabda: Maha benar Allah (dalam firman-Nya, surat An-Nahl ayat 69) dan ada yang tidak beres dengan perut saudaramu itu (madunya tidak diminum). Akhirnya Rasulullah saw. sendiri yang meminumkannya madu dan saudara orang itupun sembuh” (Shahih Muslim No.4107).

Berobat dengan jintan hitam / Habbatus Saudah:
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.: “Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya pada jintan hitam itu terdapat obat untuk segala macam penyakit kecuali kematian” (Shahih Muslim No.4104).

Ketika sakit orang biasanya diberi makan bubur karena pencernaannya kurang baik:
Hadis riwayat Aisyah ra., istri Nabi saw.: “Bahwa apabila salah seorang anggota keluarganya meninggal dunia maka berkumpullah para wanita kemudian mereka berpisah lagi kecuali keluarga dan kerabat dekatnya lalu ia menyuruh diambilkan seperiuk sup terigu kemudian dimasak untuk dijadikan bubur talbinah tersebut lalu dituangkan ke atas periuk tadi, ia pun berkata: Makanlah bubur ini! Sesungguhnya, aku pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Bubur Talbinah itu dapat menyegarkan hati orang yang sakit dan dapat mengurangi sebagian rasa sedih” (Shahih Muslim No.4106).

Ketika ada penyakit menular/wabah harus diisolasi hingga tidak terjadi penularan:
Hadis riwayat Usamah bin Zaid ra., ia berkata: “Rasulullah saw. bersabda: Sampar (wabah penyakit menular) itu siksa yang dikirimkan kepada Bani Israel atau orang-orang yang hidup sebelum kalian. Apabila kalian mendengar adanya sampar itu di suatu daerah, maka janganlah kalian datang ke sana. Dan kalau sampar itu berjangkit di suatu daerah, sedangkan kalian berada di sana, maka janganlah kalian keluar untuk melarikan diri darinya” (Shahih Muslim No.4108).
Apabila terjadi dalam satu negeri suatu wabah penyakit dan kamu di situ janganlah kamu ke luar meninggalkan negeri itu. Jika terjadi sedang kamu di luar negeri itu janganlah kamu memasukinya. (HR. Bukhari).

Yang harus kita yakini adalah setiap penyakit pasti ada obatnya: “Allah menurunkan penyakit dan menurunkan pula obatnya, diketahui oleh yang mengetahui dan tidak akan diketahui oleh orang yang tidak mengerti” (HR. Bukhari dan Muslim). Obatnya itu pasti sesuatu yang halal. Bukan yang haram.
Allah tidak menjadikan obat dengan apa yang diharamkan bagi kamu. (HR. Al-Baihaqi)

Kesehatan adalah hal yang penting setelah Iman. Oleh karena itu hendaknya kita jaga.
Mohonlah kepada Allah kesehatan (keselamatan). Sesungguhnya karunia yang lebih baik sesudah keimanan adalah kesehatan (keselamatan). (HR. Ibnu Majah)

Semoga tulisan ini bermanfaat…. Salam….


SAHABAT SEJATI

"In qolla maali falaa khillun yushohibuni Wa in zaada maali fakullunnaasi khullaani"
Bila hartaku sedikit maka tidak seorangpun yang datang berteman. Namun bila hartaku banyak Maka semua orang mengaku sahabatku

Kalimat singkat yang menyinggung apakah niat, tujuan dan motivasi persahabatan yang kita jalin dengan seseorang karena harta ataukah karena Allah. Persahabatan karena harta akan sirna bila sang sahabat tak lagi memiliki harta tapi bila Allah sebagai tujuan maka sungguh itulah persahabatan yang abadi. Itulah persahabatan yang sejati, persahabatan bebas roaming yang membuat Allah senang dan ridho.

Gaya hidup konsumtif, hedonisme dan BTAK (Biar Tekor Asal Kesohor) sudah menjadi sindrom dan virus yang membuat manusia harus menjadikan orang-orang kaya dan punya kekuasaan sebagai pilihan nomor satu untuk menjadi teman bergaul dan bersahabat. Dan sebaliknya, kebanyakan orang akan memilih menjauhi orang-orang miskin dan orang-orang susah. Gaya hidup demikian jelas salah. Tidak boleh kita memilih-milih dalam bergaul apalagi sampai membedakan orang berdasarkan status sosial dan ekonomi. Bergaul dengan kalangan atas boleh-boleh saja, tapi kalau menutup diri untuk orang-orang yang di bawah kita, ini yang tidak boleh karena akan menjadikan hati kita kasar, keras, sombong, bisa kehilangan kasih sayang, terlebih jauh lagi bisa-bisa kita akan jauh dari rasa syukur dan qona\'ah yang ada adalah perasaan selalu kurang sebab hanya melihat mereka yang selalu diselimuti kesenangan akan gemerlapnya dunia.

Suatu hari Rasul bersabda, "Banyak-banyaklah kalian berkenalan dengan orang-orang fakir serta miskin. Berbudi baiklah terhadap mereka sebab kelak mereka akan mendapatkan kekuasaan," para sahabat bertanya,"Kekuasaan apa, wahai nabi?"
"Bila kiamat tiba," lanjut Nabi, "akan dikatakan pada mereka, perhatikan siapa yang dahulu pernah memberimu makanan meski sesuap, minuman meski seteguk, dan pakaian meski selembar. Maka peganglah tangannya, tuntunlah ke surga."

Jadi mulai saat ini, jangan memandang bahwa memperhatikan orang miskin tidak ada gunanya. Jangan lagi menganggap bahwa membantu mereka membuat status sosial kita jatuh, tangan kita kotor dan ketularan susah. Buktinya ada saatnya mereka mendapatkan kekuasaan dari Allah, ada kekuatan yang dimiliki orang-­orang miskin dan lemah, yaitu di hari tidak ada kekuasaan selain kekuasaan Allah, di hari orang tidak mengenal saudara dan sahabatnya tapi mereka berhak menuntun sahabatnya di dunia ke surga, menolong sahabatnya ketika tidak ada lagi yang bisa menolong selain amal sholeh, sementara kita tahu bahwa amal kita sangatlah tidak bisa menjadi sahabat yang menolong lantaran sedikinya amal atau bahkan beramal tapi bercampur riya dan bukan karena Allah.

Coba kita perhatikan nasehat Lukman tokoh legendaris yang namanya terukir indah dalam AlQur' an­ kepada anaknya tentang beberapa hal yang bila dilakukan maka akan mendapatkan hikmah dalam kehidupan, diantaranya:
1. Hendaknya kau menghidupkan hati yang telah mati
2. Gemar bergaul dengan orang miskin
3. Menghormati orang yang rendah
4. Menyantuni orang-orang yang dalam perantauan
5. Membantu orang-orang fakir
6. Pergauli orang miskin, beri dia sebagian kebahagiaan yang kita nikmati, Bersahabatlah dengan orang susah, buat dia tersenyum. Sejatinya bukan mereka yang memerlukan kita, tapi kita yang memerlukan mereka untuk menyelamatkan diri kita yang selalu berlebih­-lebihan.

"Hingga apabila Kami timpakan azab terhadap orang-orang yang hidup berlebih-lebihan di antara mereka, tiba-tiba mereka memekik minta pertolongan pada hari ini, sesungguhnya kamu tidak akan mendapatkan pertolongan dari Kami. "
(QS, Al Mu`minuun [23]: 64-65)
Selamat merubah diri menjadi pribadi-pribadi yang di cintai Allah dan rasul-Nya dengan mencintai dan menjadi sahabat kaum dhu`afa, masaakin dan anak_anak yatim.

SYUKUR

Aku tak selalu mendapatkan apa yang kusukai oleh karena itu aku selalu menyukai apapun yang aku dapatkan. Kata-kata tersebut merupakan wujud syukur. Syukur merupakan kualitas hati yang terpenting. Dengan bersyukur kita akan senantiasa diliputi rasa damai, tentram dan bahagia. Sebaliknya, perasaan tak bersyukur akan senantiasa membebani kita. Kita akan selalu merasa kurang dan tak bahagia.

Ada cerita menarik mengenai seorang kakek yang mengeluh karena tak dapat membeli sepatu, padahal sepatunya sudah lama rusak. Suatu sore ia melihat seseorang yang tak mempunyai kaki, tapi tetap ceria. Saat itu juga si kakek berhenti mengeluh dan mulai bersyukur. Dan ada cerita lainnya yaitu mengenai seorang ibu yang sedang terapung di laut karena kapalnya karam, namun tetap berbahagia. Ketika ditanya kenapa demikian, ia menjawab: saya mempunyai 2 anak laki-laki. Yang pertama sudah meninggal, yang kedua hidup di tanah seberang. Kalau berhasil selamat, saya sangat berbahagia karena dapat berjumpa dengan anak ke 2 saya. Tetapi kalaupun mati tenggelam, saya juga akan bahagia karena saya akan berjumpa dengan anak pertama saya disurga. Bersyukurlah bahwa kamu belum siap memiliki segala sesuatu yang kamu inginkan. Seandainya sudah, apalagi yang harus diinginkan?

Bersyukurlah untuk setiap tantangan baru, karena itu akan membangun kekuatan dan karaktermu. Bersyukurlah bila kamu lelah dan letih, kerena itu kamu telah membuat suatu perbedaan. Bersyukurlah untuk kesalahan yang kamu buat, karena itu akan mengajarkan pelajaran yang berharga. Dengan rasa bersyukur dapat mengubah hal negatif menjadi positif.

BERSERAH

Gerhana meliputi segala
Tiada lagi sinaran cahaya
Keinginan tanpa kepastian
Tak mampu rasanya ku teruskan
Ku meneruskan


Biarlah, kurelakan segala
Walau hidupku sebuah tanda tanya, mengapa?
Biarpun tak mampu kubertahan
Takkan pernah kuakui kalah


Masih terdampar kudisini
Tiada jalan mungkin kulalui
Haruskah hidupku dipersenda
Mengharungi dugaan melanda
Kuberserah


Tuhanku kurelakan segala
Takkan pernah kuakui kalah
Kupercaya, kuyakin pada-Nya
Dia yang menentukan semua
Kuberserah...



Akhi... Bulan ini penuh makna bagimu. Tanpa terasa bertambah satu tahun usiamu... Aku masih ingat ketika setahun yang lalu aku menengadah mendoakan dirimu saat hari Milad mu...

Akhi... Mungkin harapan dan cita-citamu setahun ini belumlah tercapai semuanya... Mari kita evaluasi, apa yang menjadi penghambat, penghalang, dan pemutus yang menyebabkan harapan-harapan tersebut belum tercapai...

Akhi... refleksi adalah kata kuncinya... Siapa kita, Sedang dimana kita, dan Untuk apa kita diciptakan adalah barometer dalam setiap awal langkah kita... Insya Allah, dengan begitu semoga planning kehidupan kita menjadi terarah dan Allah meridhoinya...

Akhi... Selamat Milad.
07 Desember 1986 - 07 Desember 2008

By : NN

Begitulah isi surat kaleng yang aku terima 2 hari yang lalu. Surat tanpa nama yang diletakkan di di dalam tas ku cukup membuatku terharu akan isinya.. Subhanallah... nadaku lirih...

Ya Allah... Siapapun gerangan yang memberikan surat itu berilah lindungan dan maghfiroh-Mu. Hiasilah hari-harinya dengan Iman dan Taqwa, lantunan Al-Qur'an dan terimalah segala amalannya... Ya Allah... Pertemukanlah aku dengan dirinya... Amin...

DUA EKOR "SINGA"

Suatu sore di tengah telaga terlihat dua orang yang sedang memancing. Tampaknya mereka ayah dan anak yang sedang menghabiskan waktu bersama. Diatas perahu kecil, keduanya sibuk mengatur joran dan umpan. Air telaga bergoyang perlahan membentuk riak. Gelombangnya mengalun menuju tepian, menyentuh sayap sayap angsa yang sedang berenang beriringan. Suasananyapun begitu tenang hingga terdengar sebuah percakapan.
“Ayah”
“Hmm…ya.” Sang ayah menjawab perlahan. Matanya tetap tertuju pada ujung kailnya yang terjulur.
“Beberapa malam ini,” ucap sang anak, “ aku bermimpi aneh.
Dalam mimpiku ada dua ekor singa yang tampak sedang berkelahi dalam hatiku. Gigi mereka terlihat runcing dan tajam. Keduanya sibuk mencakar dan mengeram seperti saling ingin menerkam. Mereka tampak ingin saling menjatuhkan.”
Anak muda ini terdiam sesaat, lalu melanjutkan ceritanya. “ Singa yang pertama terlihat baik dan tenang. Geraknya perlahan namun pasti. Tubuhnya pun kokoh, bulu-bulunya teratur rapih. Walaupun suaranya terdengar keras, tapi menenangkan buatku.”
Ayah menoleh lalu meletakan pancingnya di pinggir haluan.
“Tapi, Ayah, singa yang satu lagi menakutkan. Geraknya tak beraturan, sibuk menerjang kesana kemari. Punggungnya kotor. Bulu-bulunya ada yang koyak. Suaranya lantang namun parau dan menyakitkan.”
“Aku bingung, apa maksud dari mimpi itu. Apakah singa – singa itu gambaran dari sifat – sifat baik dan buruk yang aku miliki ? Dan singa mana yang akan memenangkan pertarungan itu karena nampaknya mereka sama – sama kuat ?”
Melihat anaknya yang baru beranjak dewasa itu bingung, sang ayah mulai angkat bicara. Dipegangnya punggung pemuda gagah di depannya. Sambil tersenyum, si ayah berkata, “Pemenangnya adalah yang paling sering kau beri makan.”
Ayahnya tersenyum dan kembali mengambil pancingnya. Lalu dengan satu hentakan kuat di lontarkannya ujung kail itu ke tengah telaga. Tercipta kembali pusaran – pusaran air yang tampak membesar. Gelombang riak itu kembali menerpa sayap – sayap angsa putih di tepian telaga.
Sahabat, begitulah adanya. Setiap diri kita punya dua ekor ‘singa’ yang selalu bersaing. Keduanya selalu berusaha untuk saling menjatuhkan. Mereka berusaha untuk menjadi pemimpin bagi yang lain. Pertarungan diantara mereka tak pernah tuntas karena selalu saja terjadi pergiliran kemenangan. Kalah menang dalam persaingan itu layaknya mata koin yang selalu berganti – ganti. Dan kita sering di buat bingung, sebab kedua kekuatan baik – buruknya ini terlihat sama kuatnya.
Tapi siapakah pemenangnya saat ini dalam dirimu ? Singa yang kokoh dengan bulu – bulu teratur ataukah singa yang berbulu koyak dan menakutkan ? Lalu singa macam apa yang menguasaimu ? “Singa” yang optimistis, pantang menyerah, tekun, sabar, rendah hati, cinta damai dan toleran ataukah “singa” yang bringas, mudah emosi, sombong dan arogan ?
Saya percaya, kita sendirilah yang menentukan kemenangan bagi kedua singa itu. Jika kita sering memberi ‘makan’ pada singa yang yang tenang tadi maka imbalan kebaikanlah yang akan kita dapatkan. Jika kita terbiasa untuk memupuk optimisme dan pantang menyerah, maka ‘singa’ yang tenang akan memberikan keberhasilan. Namun sebaliknya, jika setiap saat kita memendam marah, mudah curiga dan berprasangka, sombong dan sering tak sabar, maka jelaslah ‘singa’ macam apa yang akan jadi pemenangnya.
Sahabat, biarkan “singa – singa” penuh semangat hadir dalam jiwamu. Rawatlah dengan keluhuran budi dan kebersihan nurani. Sisirlah bulu – bulu kedamaiannya, cermati terus rahang persahabatannya. Perkuat punggungnya dengan optimisme dan pertajam selalu kuku – kuku kesabarannya. Biarkan ia menjadi pemenang. Singa yang kokoh, dengan bulu – bulu yang teratrur rapih, kuku yang tajam, suara yang lantang namun tetap tenang dan tegas.
Namun jangan biarkan ‘singa – singa’ pemarah menguasai pikiranmu. Jangan pernah berikan kesempatan bagi kesombongan untuk menjadi besar dan menghalangi keberhasilanmu. Jangan biarkan tinggi hati, kedengkian, emosi dan dendam memimpin hatimu.

DZIKIR BATU

Belum berakhir
Meski telah hitam warna angin dan matahari
Dan tubuh para martir lantak terkoyak
Aku siap dilemparkan lagi
Belasan luka memar, darah yang mengalir dari hidung, dan kepala serdadu kafir
Serta sebuah mata yang menjadi buta
Perjalanan ini makin menggelorakan
Menanti giliran dilemparkan, lalu kembali pada tangan yang mungil para pemberani
Untuk sekali lagi dilentingkan dari ketapel kayu

Aku adalah sebuah batu
Yang terlahir tegar dari tonggak bumi
Telah hidup untuk menjadi saksi
Melintas sejarah para pemegang risalah, hingga tiba satu episode lain
Saat tanah ini makin merana

Aku adalah batu dengan sebuah mimpi
Setia di peran , sabar menunggu di sini
Menemani kepalan tangan para jundi kecil yang melintas teriknya siang

Dari tanah yang diberkati
Rindu dendam menggumpal menjemput asa sejati
Kembali lebur bersama para assyahid Palestina
Bahagia menuju janjiNya

ITU AKU

Dilahirkan di Kota kecil di tengah-tengah Kabupaten Serdang Bedagai, yakni Tebing Tinggi. Aku tak tahu kenapa orang tua lebih memilih kota kecil ini untuk tujuan hijrahnya, tapi mungkin saja karena ada kesamaan dengan Kota kelahiran kedua orang tua kami, Kota Bukit Tinggi. Yang penting sama-sama ada kata "Tinggi". Itu mungkin alasanku saja.

ZULFAHMI ABDILLAH nama lengkapku. Yang dilahirkan pada tanggal 05 Rabiul Akhir 1407 H atau 07 Desember 1986 hari Ahad malam. "ABDI" begitu orangtua dan teman-teman kecilku memanggil. Di panggil "FAHMI" ketika mulai beranjak dewasa hingga saat ini. Nah, "AZZAM" dari mana jalan ceritanya? Seorang Guru memberiku sebutan itu. Namun kini beliau telah tiada "Allahumma yarhamHu". Sebutan ini jugalah yang kusematkan di dalam panggilan dunia maya. "Faidza Azzamta Fatawakkal 'alaLLAH" begitu pesan Guruku mengutip penggalan ayat al-Qur'an. "Ya! Tekat itu masih ada Ustadz.. Dan terus tertanam"

Ayahku, H. Junizul. Seorang pekerja keras, penuh wibawa, begitu aku menilainya. Salah seorang pentolan Muhammadiyah Kota Tebing Tinggi. Dan ibuku, Misnar (aku memanggilnya "Mama"), seorang ibu baik hati, penuh kasih sayang, yah walau lebih rajin merepetnya.. ^_^ .. Ditemani tiga orang adik perempuan yang cantik-cantik. Bisa kalian bayangkan bagaimana aku dirumah. Sama seperti mama, mereka juga jago merepet... ^_^

Masa kecil aku menempuh pendidikan taman kanak-kanak di TK. Aisyiah Bustanul Athfal Tebing Tinggi selama satu tahun, yang kemudian masuk ke Sekolah Dasar Negeri No.165728 T. Tinggi. Alhamdulilah, di kelas 4, aku bersama seorang teman bergabung ke Sekolah Dasar Unggulan (Rangking 1 dan 2 tiap sekolah se- Tebing Tinggi bergabung) di SD. Negeri No.167644. Namun sayang di kelas 6, program pemerintah ini di bubarkan hingga kami akhirnya kembali ke sekolah asal masing-masing.

Di tingkat SLTP ku lanjutkan ke SLTP Negeri 01 Tebing Tinggi. Di sini temukan teman-teman luar biasa. Yang ku ingat sekali adalah ketika aku harus berjuang terus agar tetap di kelas Unggulan. ^_^ Alhamdulillah hingga sampai kelas 3, aku tidak pernah terlempar dari kelas Unggulan.

Masa-masa SMA mungkin yang paling banyak cerita. Bukan hanya karena sekolah yang hanya berjarak 5 rumah dari rumahku, bukan hanya ketika aku datang ke sekolah 5 menit sebelum bel berbunyi (bahkan seorang guru BP yang juga tetanggaku geleng-geleng kepala atas perilaku ini), selain itu bukan hanya soal ketika aku harus panjat tembok belakang karena terlambat (bayangkan rumah sedekat itu masih juga terlambat) Jangan ditiru!, bukan hanya karena di sekolah ini banyak anak pejabat. Tapi banyak lainnya. Di SMA Negeri 01 Tebing Tinggi lah aku menuntut ilmu.

Program IPS yang kuambil, program yang katanya hanya berada tingkat 2 setelah IPA. Bagiku tak masalah, daripada tingkat 5? Itu artinya hanya 1 tingkat di bawah IPA. Kenapa memilih IPA? karena aku tak kuasai Matematika, cuma itu! Bagiku dulu, Matematika seperti hantu pocong yang datang loncat-loncat terus ingin mencerkam. Tapi aku kuasai Akuntansi! Ayo kalau sekarang mau latih tanding, Insya Allah aku masih bisa layani. ^_^

Di sekolah ini jugalah aku mulai bergabung ke kelompok Majelis Ta'lim, Pengurus Musholla, hingga diamanahi sebagai Pemimpin Redaksi Al-Matras SMA Negeri 01 Tebing Tinggi. Karena prestasi itulah aku dipercaya untuk menjadi Ketua Panitia LDK (Latihan Dasar Kepemimpinan) atau Pesantren Kilatnya SMANSA. Kegiatan yang cukup prestise di sekolah ini berlangsung sukses "Sukses Pengorganisasian, Sukses Pendanaan, dan Sukses Kaderisasi", ya walau di saat kegiatan berlangsung harus tumbang karena dilanda demam. Dan karena kesuksesan inilah aku diminta menjadi Ketua ROHIS OSIS. Dengan lembut aku menolaknya karena aku baru saja terpilih menjadi Ketua Umum PD PII Tebing Tinggi Periode 2003-2004.

Di masa sekolah inilah aku berkenalan dengan Pelajar Islam Indonesia (PII) yang juga penuh cerita. Walau saat SMP pernah bergabung ke IPM (Ikatan Pelajar Muhammadiyah), tapi bagiku lebih menarik di PII. Alasannya? Bergabunglah dulu... ^_^
Di awali dengan mengikuti Leadership Basic Training (LBT) di Tebing Tinggi pada Januari 2003, yang baru 2 tahun kemudian mengikuti Leadership Intermediate Training (LIT) di Pematang Siantar pada Januari 2005. Hingga akhirnya mengikuti Leadership Advance Training (LAT) di Banda Aceh pada Mei 2006. Mengikuti Kursus Latihan Manajemen Dasar (LMD) di Sei Rampah pada Desember 2004, Kursus Pemandu (KP) di Pematang Siantar pada Januari 2005 dan Pendidikan Instruktur (PI) di Banda Aceh pada Mei 2006.

Tahun 2006 di amanahi sebagai Sekretaris Umum PW PII Sumatera Utara Periode 2005-2007 hingga akhirnya pada Periode 2007-2009 diamanahi sebagai Ketua Umum PW PII Sumatera Utara. Pernah mengikuti Sidang Dewan Pleno Nasional (SDPN) PII pada tahun 2007 di Makassar, Sulawesi Selatan dan Muktamar Nasional (MUKNAS) PII pada tahun 2010 di Serang Banten.

Kini menjalankan Bisnis dan Dakwah di dunia distribusi buku-buku referensi Islam dibawah naungan Gema Insani Press (GiP).

Wallahu a'lam bishowaf

Selasa, 23 April 2013

LOKET TIKET

Kemarin ketika hendak pergi ke Rantau Prapat saya memilih untuk menaiki kereta api yang bagi kantong "minimal" merupakan alat transportasi paling efisien jika kita pergi ke Rantau Prapat. Ada dua macam tiket yang bisa dipilih untuk menuju ke sana, kelas Bisnis dan kelas eksekutif dan tidak ada pilihan lain.

Selama perjalanan, satu hal yang selalu saya pikirkan adalah ternyata dunia ini diciptakan dengan fungsi sebagai loket. Kita tahu, di loket tiket tersedia tiket dengan berbagai macam jenis, yang kelas bisnis dan kelas eksekutif sampai kelas "kambing" pun ada. Mana yang kita pilih? Terserah kita mau pilih dan beli yang mana karena masing-masing tiket sudah jelas posisi dan keadaannya. Inilah kata kunci dari fungsi loket tiket. Tempat kita memilih dan membeli.

So, di loket tiketlah sesungguhnya nasib kita ditentukan. Sebanyak apapun uang yang kita bawa, jika sudah memilih dan membeli tiket lalu kita masuk ke kereta api, maka kita akan menduduki tempat sesuai dengan pilihan tiket yang kita beli, sehingga dengan uang kita yang banyak kita bisa menukar tiket seenak kita. Suka atau tidak, kita harus rela menerima konsekuensi dari sikap kita ketika masih di loket tiket. Di dalam kereta api sudah tidak ada lagi acara pilih memilih dan beli membeli tiket, karena memang bukan tempatnya. Cuma satu kata kunci dari fungsi kereta api yaitu tempat kita merasakan akibat dari tiket yang kita pilih dan beli.

Inilah sesungguhnya jawaban dari apapun fenomena yang terjadi di dunia. Apapun yang terjadi di sini, baik atau buruk atau campuran antara baik dan buruk, semuanya "boleh" dan "sah" terjadi selama di dunia. Di dunia, masih bisa terjadi istilah ganti pilihan tiket. Yang beli tiket kebaikan bisa menukar dengan tiket keburukan, begitu juga sebaliknya.

Kalau sudah sampai akhirat, tidak ada lagi pilihan-pilihan. Masing-masing kita akan menempati posisi sesuai dengan "tiket" yang kita beli dan pilih. Surga atau neraka! Tidak ada lagi pilihan, karena akhirat bukan loket seperti di dunia...

Wallahu a'lam

Februari 2009

MAKNA TERSIRAT

Untuk sebuah harapan pada sedhaif insan, sediakanlah sedikitnya tiga kecewa terlatih untuk persiapan. Tapi bagi tiap-tiap permohonan pada yang MAHA, maka pastikanlah engkau menanti tanda-tanda kekuasaan-Nya. Kerasnya batu mungkin tanda kekokohannya. Tapi karena kerasnya juga, dengan satu bantingan sang batu terpecah. Memang tetap tidak bisa disangkal bahwa lemahnya daun kering membuat sang daun tak berpendirian. Arahnya tergantung semilir angin atau hempasan badai. Lalu mengapa tidak elastis saja? Yang mengerti kapan harus bertegak, berubah dan kembali ke bentuk semula. Tidak hancur hempas, tidak patah tertindih.

Kemarin telah berlalu, esok belum tiba dan bisa jadi tidak akan pernah tiba. Lakukan yang terbaik hari ini, saat ini…!!!

Di sudut gelap kamarnya mungkin ada anak manusia menangis tak ada habisnya. Mungkin “CUMA” karena harapannya, kecewanya, marahnya atau keputus asaannya. Tapi juga ada manusia yang tak kalah muda usia masih sanggup bertegak di samping mayat Ayah Ibunya, di depan jasad saudara perempuannya yang ternoda, di atas tanah air dan harta bendanya yang terampas, di…

Tidak ada tangis apalagi buruknya prasangka pada pencipta. Dia memilih memegang erat batu gaza untuk mengisi detik yang masih dimilikinya. Kita siapa…??? Tergantung bagaimana kita menyikapi segalanya. Tidak semua dan tidak banyak yang bisa sebaik dirimu. Tidak ada harapan dan permohonan yang lain pada Allah untukmu selain doaku : “Semoga setelah awal yang baik yang berhasil engkau bangun, bisa engkau jalani dan akhiri dengan yang lebih baik…”

Azzam

TERUNTUK SAHABATKU

SAHABATKU…
TERUSLAH BERJUANG DENGAN IKHLAS

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan sifat ikhlas, sabar, dan optimis kepada Da’i-Nya, sehingga dengan sifat inilah mereka mencapai ketinggian iman serta menyatukan diri dengan Islam dan terus melangkah menuju tujuannya.
Sahabatku…

Masihkah Tujuan Dakwah ini terjaga?
Hati yang bersih akan melahirkan keihklasan. Satu upya batin yang hanya dengannya Allah akan menerima sebuah amalan. Hati yang bersihlah yang akan melahirkan pribadi-pribadi yang ikhlas. Pribadi yang hanya mengharapkan Ridha Allah sebagai imbalan atas ibadahnya.
Sahabat-sahabatku yang memiliki militansi yang tinggi.
Hidup adalah pilihan-pilihan. Dan pilihan melaksanakan amanah adalah konsekuensi sebagai Da’i. Oleh karenanya sandaran yang paling baik adalah Allah, teman yang paling baik adalah orang-orang yang sholeh. Maka kuatkan hubungan dengan Allah dan tingkatkan ukhuwah Islamiyah niscaya kita akan sukses melaksanakan amanah itu, sebesar apapun.
Marilah kita melaksanakan amanah yang diberikan Allah kepada kita dengan penuh keikhlasan dan kesungguhan.
Marilah kita melaksanakan yang diberikan PII kepada kita dengan penuh kesabaran dan lapang dada.
Marilah kita melaksanakan amanah Ummat ini dengan keseriusan dan tanggung jawab.

Sahabatku yang disayangi Allah…
Ketahuilah sesungguhnya banyak sekali ladang-ladang dakwah yang membutuhkan peran, kontribusi dari sahabat-sahabat sekalian. Maka bekerjalah dengan sungguh-sungguh, dengan optimal, jangan setengah-setengah dalam melangkah. Hadapilah segala sesuatu dengan kesabaran, keikhlasan, hindari berkeluh kesah dengan apa yang terjadi, karena pada hakikatnya itu adalah ujian yang Allah berikan kepada Da’i-Nya. Di sini sesungguhnya Allah akan melihat apakah kita Ikhlas atau tidak dalam menjalankan Amanah.

Wahai sahabatku yang kucintai karena Allah…
Berbahagilah selalu, karena Allah telah memilih kita untuk mengemban Amanah ini, menjadi pewaris Nabi, menjadi unsur Perubah di muka Bumi. Semoga kita akan selalu menjadi orang-orang yang beruntung dan hamba yang pandai bersyukur. Amin…

Hamba Allah

KETIKA "CINTA" DIKALAHKAN CINTA

” Ma’af Dit, aku tak bisa “. Suasana seakan tak ada kehidupan, hanya terdengar suara lembut angin yang menusuk pori-pori kulitku. Bukan karena kesunyian yang membuatku terpaku, tapi….
” Dit, anterin ke gramedia yuk ? ” suara itu telah menjemputku dari dunia lamunan.
” Eh….siang bolong gini bengong, entar kesambet loh “. Aku hanya membalas dengan senyuman. Hasan, dialah sahabat baruku yang kukenal
dikost ini yang telah membawaku pada perubahan. ” Yuk ! ” jawabku singkat.
Dalam perjalanan tak henti-hentinya Hasan menggodaku yang dari tadi hanya diam. ” Lagi mikirin apaan sih Dit ?, ngelamun mulu ntar cepet tua loh……” mata melotot dan kerut keningnya adalah ciri khas ketika sedang meledekku. ” Ga ada apa-apa ” hanya senyuman yang terakhir dari kata itu.
” ooo……ya udah klo ga mau cerita “.
Dua bulan sudah kenanganku terkubur, namun kini entah kenapa muncul kembali setelah kemarin malam memimpikan dirinya. Kesunyian malam dan dinginnya malam tak lagi kurasakan karena hangatnya sinar rembulan mulai menemaniku malam itu untuk mengingat kenangan masa lalu. Entah mengapa mata ini sulit kupejamkan, seakan-akan didepanku hadir sesosok wanita yang tak asing bagiku. Dia melambaikan tangan dan bercanda ria dengan temannya.
Dialah gadis yang telah membangunkan cintaku. Sebut saja Rani, dia adalah sahabat Tari teman kampusku. Orangnya asik, mudah beradaptasi dengan teman baru walaupun aku sendiri agak canggung dengan yang namanya perkenalan dengan wanita. Perkenalan trus berlanjut, aku mulai memberanikan diri tuk mengajak dia jalan dan terkadang dia yang memintaku untuk mengantarkannya yang hanya sekedar mencari boneka. Kecanggunganku mulai sedikit hilang ketika dia mulai bercanda denganku dan mulai meminta pendapatku tentang masalah yang dihadapinya. Entah mengapa ketika bersamanya aku seakan-akan menemukan kebahagiaan yang selama ini telah hilang dalam hidupku. Ketika senja tiba, kuingin cepat menggantikan rembulan dengan matahari jika kubisa. Hari demi hari dia tak luput dari pikiranku, walaupun dia bukan satu kampus denganku tapi dia selalu menghubungiku via telpon dan itu membuat rasa rinduku terobati.
*~*
HPku berdering dan kuraih dengan malasnya, ” siapa sih pagi-pagi gini ganggu orang yang lagi enak bermimpi ” gumamku.
” Halo, Dit ” suara itu tak asing lagi ditelingaku.
” Ya halo, ada apa Ran ? ” kontan semangat dipagi itu timbul seketika mengalahkan sisa kantukku.
” Dit hari ini ada acara ga ? “
” mmm… kebetulan minggu ini ga ada acara, emang kenapa ? “
” Anterin aku jalan yuk ! ” suara manjanya mulai muncul. Aku tersipu mendengar kata-kata itu dan tanpa pikir panjang kuterima ajakannya.
” Ayuk…yuk…, emang mo kemana ? “
” Semangat banget sih, anterin aku cari kado buat keponakanku trus anterin kerumahnya, mau ga ? “
” Boleh…buat kamu apa sih yang ga bisa ” entah dari mana aku belajar bergombal terhadap wanita, padahal aku tipe cowo yang sulit berkomunikasi
dengan wanita.
” Ya udah nanti jam 09.00 jemput aku dirumah yah ! daaa… ” tut…tut…tut…
Huuuu……. kurebahkan kembali badan ini dengan kegembiraan hati yang terpancar dipagi hari. Tak biasanya aku menyapa sang surya yang menebarkan
kehangatan sinarnya yang memberikan manfaat bagi tubuh manusia. Kegembiraan itu tak akan pernah kuhapus dalam memori kehidupanku.
*~*
Minggu itu aku menjemputnya sesuai permintaan dan aku mengantarkan mencari hadiah untuk keponakannya. Hampir semua toko mainan kami jelajahi dimall itu, tapi tak satupun mainan yang cocok untuk kami beli. Hampir kami putus asa, tapi keputusasaan itu hilang setelah kami melihat sebuah kotak yang berisi boneka yang paling disukai keponakannya. Tanpa ragu kami langsung menuju toko tersebut dan membelinya. Rasa capek, kantuk dan lelah telah menjadi satu, tapi perasaan itu entah mengapa terasa tak begitu pengaruh pada diriku. Sebelum pergi kerumah keponakannya, kami sempatkan untuk beristirahat dicafe dekat kami membeli boneka.
” Akhirnya setelah sekian lama kita mencari …….. fhuuuhhhh ! “
” Sok puitis deh ! ” ledeknya sambil tersenyum kecil.
” Eh Ran mau makan apa ? “
” mmm …. aku ga makan deh ” jawabnya singkat, mungkin rasa lelah telah menbuatnya kurang berselera makan.
” Ya udah klo gitu aku pesen minuman aja yah ? “
” Ok ! “
Sambil minum kami cerita dan saat itu entah mengapa hati ini mendapat dorongan untuk mengatakan sesuatu padanya.
” mmm……Ran, aku boleh mengatakan sesuatu ga ? tapi …. kamu janji jangan marah yah ? ” rasa ragu mulai menyelimuti hatiku, tapi daya dorong ini semakin kuat.
” Tergantung ” senyuman dibibirnya membuatku terpaku memandangnya. ” Bicara aja lagi Dit, aku ga marah asal jangan bilang kalau kamu ga bisa anterin aku kerumah keponakanku, soalnya dari sini kan lumayan jauh dan aku udah capek “
” Bukan …. bukan itu, aku pasti anterin kamu kok ! “
” Trus apa dong ? jangan bikin Rani bingung deh “
” mmm …… Ran mungkin aku konyol mengutarakan perasaan disaat seperti ini, tapi aku tidak bisa membendungnya lagi ” ku beranikan tuk memulainya.
” maksudnya ? ” kerut keningnya dan tatapan tajam tak luput dari penglihatanku.
” Ran ….. a … aku mulai suka sama kamu ” ku gigit bibir bawahku dan kutundukan pandangan. Tak berani kutatap wajahnya, aku takut melihat ekspresi
wajahnya setelah aku mengatakan hal itu.
Lama tak terjadi kontak bicara diantara kami. Tapi tak lama kemudian …..
” Dit, aku ngerti perasaan kamu, aku jadi merasa bersalah terlalu berlebihan dalam bergaul denganmu sehingga kamu berpikir bahwa selama ini penerimaan ajakanmu dan permintaan untuk mengantarku adalah atas dasar rasa suka padamu. Aku menganggap kamu sebagai sahabatku yang baik yang telah lama kucari selama ini. Kamu mau mendengarkan keluhanku dan menasehatiku. Jadi tak mungkin aku menerimamu sebagai pacarku, aku tak mau kehilanganmu Dit, sebab didalam pacaran ketika rasa cinta telah pudar maka kebencianlah yang berperan dan hal itu tak mau terjadi pada hubungan kita Dit. Jadi aku mohon padamu jadilah sahabatku bukan pacarku. Ma’afkan aku Dit, kamu bisa ngertikan perasaanku ? ” penjelasan itu diakhiri dengan senyuman manisnya. Kuberanikan menatap wajahnya walaupun jeritan dan tangisan hati silih berganti. Kubalas senyumannya dan kuberanikan mengomentari.
” Ya sudah kalau itu memang pendapatmu, aku kan coba tuk nerimanya ” kupaksakan bibir ini untuk senyum.
” Eh Ran udah sore nih, ntar kemaleman lagi kerumah ponakanmu ” cepat kuganti pokok pembicaraan agar rasa sedih ini tak berlarut.
” Kamu ga marah kan Dit ? ” dia menarik lenganku yang sudah siap berdiri. Kuanggukan kepalaku dengan senyuman yang berat dibibir.
Dalam perjalanan kerumah keponakannya hingga kembali kerumahnya tak satu katapun aktif keluar dalam bentuk pertanyaan ataupun canda. Hanya sedikit komentar dari setiap kata-kata yang dia berikan.
*~*
Kuayunkan langkahku menuju pintu kamar kostku. Berat, bukan berarti karena aku lelah atau rasa kantukku, tapi setelah kejadian siang tadi kebahagianku
sedikit mulai hilang. Kulihat sebelah kamarku ada kehidupan diwarnai terangnya lampu. ” Ada pendatang baru ” gumamku tapi tak kupedulikan.
” Assalamu ‘alaikum ” seketika aku berbalik dengan rasa kaget karena aku sedang mencari kunci kamarku diselingi dengan bayangan-banyangan kejadian siang tadi.
” Ya….Waalaikum salam “
” Ma’af kalau saya mengagetkan kamu, saya Hasan orang baru disini, salam kenal ma’af nama kamu siapa ? “
” nama saya Adit, ma’af yah saya capek jadi nanti aja perkenalannya “
” Ma’af kalau saya menganggu ” Senyuman dibibirnya menggambarkan ketulusan hati.
Tanpa ragu ku buka pintu dan segera kututup. Ada sedikit perasaan tak enak pada Hasan karena pembicaraanku tadi yang kurasakan kurang enak didengar, tapi aku membuang perasaan bersalah tersebut. Malam semakin larut tapi kedua bola mataku tak kunjung juga mengantarku pada alam sana. Terdengar suara kehidupan dalam kamar Hasan. Dengan penuh penasaran kuberanikan mengetuk pintu kamarnya sekalian aku mau minta ma’af.
” Ada apa Dit ? ” senyuman itu begitu sejuk dipandang.
” mmm… ga, kamu belum tidur San ? “
” Belum, aku tidak bisa tidur malam ini, entah mengapa mungkin karena aku masih baru kali yah dengan suasana baruku ini “
” ooo….” jawabku singkat
” Ngomong-ngomong ada apa nih Dit ? emangnya kamu juga ga bisa tidur ? “
” Aku mau minta ma’af karena jawaban perkenalan tadi tidak mengenakan “
” Ga apa-apa Dit, aku ngerti kok kamu kan tadi baru datang pasti rasa lelahmu yang membuat kamu bersikap demikian “
” Wah nih orang sabar banget, kebijakan dalam berkata bikin kagum setiap orang yang mendengarkan ” gumamku dalam hati.
Akhirnya aku ngobrol malam itu mulai dari perkenalan sampai dengan pengalaman.
Setelah kejadian malam itu aku semakin dekat dengan Hasan. Tak jarang aku minta pendapat tentang masalah yang sedang kuhadapi. Setiap katanya mengandung makna yang begitu indah bagaikan penyair yang menyampaikan risalah lewat kata-kata bijaknya.
” Dit, rasa cinta itu fitrah. Setiap manusia yang normal pasti akan merasakannya, tapi tergantung kita dalam pengembangan cinta tersebut. Cinta kita kepada lawan jenis atau hobby kita boleh-boleh saja, tapi jangan sampai rasa cinta tersebut mengalahkan cinta kita padaNya “
” Sulit San, hati ini sudah terlanjur suka sama dia. Sekarang alur hidupku saja entah kan kubawa kemana, semuanya serba kebingungan dan saat kuambil keputusan selalu saja kutemui jalan buntu “
” Dit, cinta itu tak harus memiliki dan cinta tak bisa dipaksakan. Jika kita memang mencintai seseorang, kita kan merasa bahagia jika dia menemukan kebahagiannya, walaupun kebahagian itu tidak ditemukan pada diri kita, kita harus ikhlas. Dit, sekarang mengadulah kepada Allah. Mohon petunjukNya untuk membimbing kebimbangan dalam menjalani hidupmu dan jangan terlalu dipikirkan sebab kamu tau sendiri kan bahwa kamu punya penyakit kanker ” Hasan memang benar penyakit yang kuderita selama ini tak lagi kupikirkan. Padahal entah esok atau lusa bahkan mungkin hari ini jika Allah berkenan mengambil nyawa ini, aku tidak bisa berbuat apa-apa.
Kuingat pesan Hasan yang masih terngiang dalam benakku ” Sesungguhnya setiap yang bernyawa pasti akan mengalami kematian, jadikanlah ini salah satu prinsip dalam menjalani hidup agar selalu ingat padaNya “. Bergetar seketika seluruh tubuhku entah apa yang terjadi padaku saat itu. Tanpa pikir panjang ku basuh setiap bagian tubuhku dengan air wudhu untuk mengadukan masalah ini pada Penguasa alam semesta.
” Ya Allah, betapa besar dosaku selama ini. Cinta yang kau berikan telah aku salah artikan. Begitu halusnya iblis membisikan arti cinta itu hingga kabut cinta duniawi telah menghalangi arti sebenarnya cinta. Ya Allah, andaikan cintaku padaMu sebesar cintaku padanya bahkan lebih dari itu. Sungguh aku sangat menginginkan hal itu sebelum Kau memanggilku. Ya Allah jadikan cintaku padaMu begitu besar hingga ku tak takut akan kematian bahkan kematian menjadikan gerbang menuju kerinduan menghadapMu ” tak terasa air mata penyesalan telah membasahi pipi dan sajadah. Hatiku sedikit lebih sejuk dan tenang dan tak terasa keseimbangan tubuhku mulai tak stabil dan akhirnya aku tersungkur dalam sujud.
*~*
Fahmi Azzam...
September - Oktober 2008
(Telah terbit di Buletin Dimensi PB PII)

PAKU

Suatu ketika ada seorang anak laki – laki yang pemarah. Ayahnya berusaha keras untuk membuang sifat buruk anaknya. Suatu hari ia memanggil anaknya dan memberinya sekantong paku. Paku ? Ya Paku…. !

Sang anak heran. Tapi bibir ayahnya justru tersenyum bijak. Dengan suaranya yang lembut, ia berkata kepada anaknya agar memakukan sebuah paku di pagar belakang rumah setiap kali marah. Ajaib !!!

Di hari pertama, sang anak menancapkan 48 paku ! Sungguh jumlah yang menakjubkan. Begitu juga di hari kedua, ketiga dan beberapa hari selanjutnya. Tapi hal itu tak berlangsung lama.
Setelah itu jumlah paku yang tertancap berkurang secara bertahap. Ia menemukan fakta bahwa lebih mudah menahan marahnya daripada menancapkan banyak paku di pagar rumahnya.Akhirnya kesadaran itu membuahkan hasil. Si anak berhasil mengendalikan marahnya dan tidak cepat kehilangan kesabaran. Ia bergegas memberitahukan hal itu kepada ayahnya. Sang Ayah tersenyum. Kemudian meminta si anak agar mencabut satu paku untuk setiap hari dimana ia tidak marah.

Hari – hari berlalu dan anak laki – laki itu akhirnya berhasil mencabut semua paku yang pernah ia tancapkan. Ia bergegas melaporkan kabar gembira itu kepada ayahnya. Sang ayah bangkit dari duduknya dan menuntun si anak melihat pagar di belakang rumah.

“Hmm, kamu telah berhasil dengan baik anakku. Tapi lihatlah lubang – lubang di pagar ini. Pagar ini tak akan bisa kembali seperti semula, tidak akan bisa sama seperti sebelumnya,” kata sang ayah bijak.
Sang Ayah sengaja memotong kalimatnya pendek – pendek agar si anak bisa mencerna maksudnya dengan baik. Si anak menatap ayahnya dengan sikap menunggu apa kelanjutan ujaran ayahnya itu.

Ketika kamu melontarkan sesuatu dalam kemarahan, kata – katamu itu meninggalkan bekas seperti lubang ini di hati orang lain. Kamu bisa saja menusukan pisau, dan mencabutnya kembali. Tetapi, tidak peduli berapa kali kamu akan minta maaf, luka itu akan tetap ada. Dan luka karena kata – kata sama buruknya dengan luka fisik, “ ucap sang ayah lembut namun sarat makna.


“Sang anak membalas tatapan lembut ayahnya dengan mata berkaca – kaca. Pelajaran yang diberikan ayahnya begitu tajam menghujam relung hatinya.


***
Sahabat, saling mema’afkan mungkin bisa mengobati banyak hal. Tapi, akan sirna maknanya saat kita mengulangi kesalahan serupa. Padahal, lubang bekas cabutan paku yang sebelumnya masih menganga. Jadi, berhati – hatilah sahabat. Semoga Allah melembutkan hati kita dan menghiasinya dengan sifat sabar tanpa tepi. Amiin.