Pelajar Islam Siaplah Sedia
Majulah Ke Muka
Agama Kita
Kembangkan dengan Seksama
Putra dan Putri
Insyafkan rakyat semua
Dalam memeluk Agama
Islam Nan Jaya
Tegak Berdiri
Pelajar Islam Indonesia
Dengan sentosa
Putra dan Putrinya Siap Membela Bangsanya
Bercita-cita
Pelajar Islam Indonesia
Dengan teguhnya
Membina negara Jaya Indonesia
Kumpulan bait lagu yang dijadikan Mars Pelajar Islam Indonesia (PII) diatas sudah barang tentu kita hafal selaku kader. Tidak sedikit dari Kader juga yang tau dan paham maksud lagu penyemangat ini. Tertanam didalamnya harapan, cita-cita serta tujuan keberadaan Pelajar Islam Indonesia.
Kini 66 Tahun sudah PII hadir di Negeri Indonesia. Lahir 04 Mei 1947 dengan semangat menyatukan pelajar dari jurang pemisah akibat ulah kafir penjajah Belanda. Semangat menggelorakan Islam yang rahmatan lil alamiin, menjadikan PII wadah yang cukup efektif dalam pembinaan pelajar. Cukup banyak sepak terjang yang telah diperbuat, termasuk saat-saat perlawanan terhadap Komunisme.
Tapi itu masa lalu, kita tidak berbicara romantisme sejarah PII yang cukup andil terlibat dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Namun sepantasnya, kita belajar dari para pendahulu Pelajar Islam Indonesia (PII) yang memiliki semangat atau ghirah yang luar biasa dalam wadah Pelajar Islam Indonesia (PII). Demi tegaknya Izzul Islam walMuslimin, para pendahulu kita mengorbankan pikiran, tenaga, harta untuk mewujudkan tujuan bersama.
Ironi memang, semangat itu kini sangat luntur (kalau tidak mau dibilang hilang). Ghirah perjuangan kini memudar bahkan hilang dari hati sanubari kader. Ghirah ukhuwah, pantang menyerah, tanpa kenal lelah, dan terus berupaya. PII cukup dikenal akan hal itu. Hingga tercetuslah motto "Tandang ke Gelanggang Meski Seorang". Saat ini kita semakin mennjauh dari hal-hal tersebut.
Kini, kita tidak bisa berbicara masa lalu lagi. Saat ini kita berbicara hari ini. PII ditangan kita, mau diapakan dan akan kita bawa kemana kapal Pelajar Islam Indonesia (PII) ada pada kita sebagai nakhoda. Untuk itu, kembalikan ke tujuan semula, "izzul Islam walmuslimin" sebagai ghirah kita dalam berorganisasi.
Jauhkan diri dari pertanyaan, untuk apa kita di PII? percayalah, jawaban itu tidak akan kita temukan ketika kita masih aktif di kepengurusan. Mungkin saja akan kita dapatkan setelah kita beraktifitas dalam profesi kita masing-masing, yang pada akhirnya kita akan merindukan PII.
Selamat Hari Bangkit PII ke-66!
PII Siap
PII Jihad
PII Allahu Akbar